GARDUOTO – Penetapan pemakaian Biodiesel 20 persen (B20) oleh Pemerintah, mendapatkan tanggapan dari Pengusaha Truk Ekspedisi Kyatmaja Lookman, Direktur Utama PT Lookman Djaja.
“Terlepas dari segala keberatan yang sudah kita utarakan tetapi pemerintah tetap menjalankan kebijakan itu. Memang untuk kendaraan baru yang spectec nya sudah memenuhi B20 tidak akan ada masalah,” tegasnya.
Untuk mengawal program ini pemerintah memberlakukan denda buat operator yang tidak melakukan termasuk pemasok bbm nya Rp. 6000 per liter. Dulu penerapan Biosolar walaupun sudah di tt di 2016 tapi penerapannya tidak pernah konsisten karena satu dan lain hal. Nyatanya di lapangan komposisi biosolar hanya B5 dan B10.
“Terus bagaimana kita menyikapi kebijakan ini. Investasi truk itu bukan investasi jangka pendek tetapi investasi jangka panjang. Di negara kita yang utilisasi truknya rendah 50rb km per tahun diperlukan 20 tahun untuk mencapai titik maksimalnya beda dengan negara lain yang utilisasinya tinggi,” papar Kyatmaja.
Agen Pemegang Merek sendiri hanya bisa menjamin truk keluaran 2016 keatas sejak Perpres itu keluar.
Lalu efeknya apa untuk truk lama? Truk lama yang tidak dilengkapi oleh water separator segera dipasang water separatornya. sifat biosolar yang mengikat air mengakibatkan air ini bisa tersedot ke ruang bakar.
Maka untuk menghindari terjadinya kerusakan mesin bagi truk-truk yang belum ada water separator filternya harus segera dipasang. Vital sekali water separator untuk mencegah kerusakan mesin karena kondensasi ataupun oknum-oknum nakal yang mencampurkan air ke tanki.
Selanjutnya harus serung membersihkan tanki BBM. karena biosolar punya sifat detergensi yang tinggi dan juga korosif dia akan membersihkan kotoran yang ada di dalam tangki.
Tidak hanya tangki BBM tapi tangki SPBU tangki Induk dsb. Untuk tangki BBM akan diperlukan coating untuk mencegah korosi di tangki BBM. Cek Filter reguler di awal Oktober. Stok yang tersedia sekarang mungkin hanya bisa bertahan 2 minggu setelah itu stok B20 yang akan ada di SPBU. Kotoran-kotoran eks tangki berpotensi memampatkan filter.
Percepat frekuensi penggantian oli dan filter oli solar dan sebagainya. Jangan menggunakan frekuensi penggantian rutin tapi percepat misal biasa 20rb km jadikan 15rb atau 10rb untuk mencegah terjadi Gel-ing di filter dan injector.
“Sebagai pengusaha angkutan mungkin 4 hal tersebut yang bisa kita kerjakan untuk memitigasi dampak B20 ke kendaraan yang sudah ada itu belum biaya akibat lebih borosnya bbm, potensi kerusakan mobil, dsb. Biaya itu semua siapa yang tanggung?” tambah Kyatmaja.[Go/Res]