GARDUOTO – Masih banyak masyarakat yang belum mengerti pentingnya bahan bakar berkualitas. Hal ini yang coba disosialisasikan oleh Pertamina, Karimun Club Bangka Belitung dan Humaidi, Education Main Dealer Yamaha Bangka Belitung.
Menurut Adrian anggota Karimun Club Bangka Belitung dulu dirinya selalu menggunakan Pertalite. Di Kota Pangkal Pinang ke Koba bolak balik pakai Pertalite, berkurang satu strip di indikator BBM-nya.
“Tapi begitu menggunaka Pertamax eh ga berkurang sama sekali di indikatornya. Ini efek bahan bakar berkualitas yang sesuai dengan spesifikasi mesin ya?” tegas Adrian.
Makin sesuai bahan bakar sama mesin, makin mantep mesinnya dan juga konsumsi BBM-nya. Kebukti waktu itu dari Bangka menempuh jarak sekitar 1.700 Km ke Sumatera Selatan dan Jambi, cuma habis 800.000an pakai Pertalite.
Bagi Adrian dan teman-temannya di Karimun Club Bangka Belitung. Menggunakan bahan bakar berkualitas lebih menguntungkan meskipun biaya saat membelinya lebih mahal.
“Pernah survei iseng sama temen-temen. Beli Premium, Pertalite, dan Pertamax Rp 100.000, eh ujungnya jarak tempuhnya sama bahkan Pertamax lebih irit, meskipun secara liternya lebih sedikit,” ungkapnya.
Selain manfaat dari sisi kinerja mesin, mobil mereka anggap sebagai aset yang harus dirawat karena digunakan secara jangka panjang dan juga digunakan saat bersama keluarganya. Hal itu diungkapkan Ical, panggilan akrab Faisal teman dari Adrian di Komunitas Karimun Club Bangka Belitung.
Coba gas, pasti lebih enteng. Terus bisa dirasain loh. AC mobil biasanya lebih dingin kalau pakai BBM Oktan tinggi. Karena mereka juga bisa pengaruhi kelistrikan mobil.
“Buat mobil keluarga seperti saya, maintenance mesin juga selalu diperhatiin, jangan sampai gara-gara pakai BBM yang gak sesuai terus merusak mesin eh pas dipakai sama keluarga bermasalah, kan ga nyaman dan jadi susah,” ujar Ical.
Mesin-mesin kendaraan juga mulai dibuat dengan standar kebutuhan bahan bakar yang tinggi, minimal setidaknya dengan Research Octane Number (RON) 90, atau setara dengan BBM jenis Pertalite.
“Standarisasi ini bukan sembarang dibuat, karena harus sesuai dengan spesifikasi mesin berteknologi tinggi dan juga tidak menghasilkan emisi gas buang yang tinggi. Boleh di cek loh pedoman kendaraannya masing-masing, ada petunjuknya disitu RON yang sesuai berapa, atau kalau memang ada kenalan orang bengkel resmi bisa ditanyakan juga langsung,” kata Humaidi.[Go/Res]