GARDUOTO – Kehematan bahan bakar tidak melulu berdasarkan faktor dari mobil itu sendiri. Tapi, cara kita berkendara juga mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam menghasilkan kehematan bahan bakar.
Untuk mencapai kehematan bahan bakar, ada teknik berkendara yang perlu kita kuasai, yakni eco driving. Teknik ini merupakan cara mengemudi dengan tujuan mengoptimalkan konsumsi bahan bakar agar lebih efisien serta berperan mengurangi risiko kecelakaan.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi teknik eco driving, yaitu pengemudi, kondisi mobil, serta lingkungan. Untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pengemudi, yang pertama adalah mengatur waktu, rute, dan tujuan perjalanan.
Dengan menghitung estimasi waktu berkendara dan memperhatikan rute perjalanan, maka kemacetan pun dapat kita hindari. Jika sudah terjebak dalam kemacetan, mobil akan sering melakukan stop and go, kondisi dimana mobil harus berhenti dan dijalankan kembali sesuai dengan kepadatan lalu lintas sehingga mengakibatkan boros bahan bakar.
Namun, selain menghindari kemacetan, dalam menghitung estimasi waktu berkendara, pengemudi juga harus menyediakan waktu lebih jika menghadapi kejadian tidak terduga di perjalanan.
Kedua, sebisa mungkin hindari mengemudi secara agresif karena dapat memicu penggunaan bahan bakar yang boros. Dalam teknik eco driving, untuk mencapai putaran maksimum, pengemudi harus menekan pedal gas secara perlahan dan segera pindah ke posisi gigi percepatan yang lebih tinggi.
Pengemudi idealnya menjaga putaran mesin di angka 2.000 – 3.000 rpm. Jika melakukan perpindahan gigi melebihi angka tersebut putaran mesin menjadi terlalu tinggi dan penggunaan bahan bakar akan jauh lebih boros.
Manfaatkan momentum akselerasi saat bertemu dengan medan yang menanjak dan gunakan engine break saat bertemu dengan medan yang menurun. Akselerasi tinggi dalam mengemudi hanya akan menyebabkan konsumsi bahan bakar secara berlebihan.
Begitu pula ketika hendak mengerem, pengemudi harus memperhitungkan jarak pengereman sekitar tiga detik dengan menekan pedal rem secara halus dan memanfaatkan engine break untuk pengereman. Selain itu, gunakan kecepatan ideal kendaraan dengan konstan sekitar 60-70 km/jam untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar.
Ketiga, gunakan bahan bakar yang sesuai anjuran, yaitu bahan bakar tanpa timbal (unleaded fuel). Bahan bakar tanpa timbal akan meminimalisir polusi dari gas buang kendaraan, sehingga menjadi lebih ramah untuk lingkungan sekitar.
Pemilihan ban mobil juga merupakan faktor yang penting dalam mendukung teknik eco driving. Salah satunya adalah dengan cara menggunakan ban bertipe hambatan gulir (rolling resistance) yang rendah.
Ban dengan tekanan angin yang kurang dapat memperlambat roda bergulir sehingga membutuhkan tenaga ke poros roda lebih besar. Selain bahan bakar dan ban mobil, penggunaan AC juga menjadi salah satu faktor borosnya bahan bakar. Untuk itu, hindari menggunakan AC dengan suhu maksimal dan gunakan suhu ideal ruang kabin sekitar 20-23 derajat celcius.
Terakhir, Lakukan perawatan berkala di bengkel resmi untuk menjaga performa mesin dan komponen-komponennya agar selalu dalam keadaan prima ketika digunakan. Selain itu, melakukan perawatan berkala di bengkel resmi dapat menjaga garansi mobil.
“Pemanfaatan teknik eco driving dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar sehingga mengurangi tingkat polusi dan lebih ramah lingkungan. Gaya dan teknik yang diterapkan pun sudah terbukti dapat mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya.”
“Untuk itu, penerapan teknik eco driving ini disarankan untuk dapat memaksimalkan fungsi kendaraan serta menjaga keamanan dan kenyamanan pengemudi,” kata Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT SIS, yang dikutip dari rilis, Jumat (30/7/2021). (GO/Gie)