GARDUOTO – Aliansi Perjuangan Garda Indonesia (Gerakan Aksi Roda Dua). Melalui pencetusnya Andreanes budi membantah bahwa aksinya 18 Agustus mendatang untuk menjatuhkan nama baik Indonesia dalam ajang Asian Games.
Andreanes budi yang dihubungi via telepon, Kamis (19/07) menegaskan aksi yang melibatkan driver Ojek Online (Ojol) ini adalah puncak dari tuntutan yang tidak pernah ditanggapi oleh operator.
Ditanya kenapa mengambil momentum pembukaan Asian Games. Dirinya mengatakan karena Grab telah menjadi salah satu sponsor Asian Games dan dana sponsor tersebut adalah milik driver.
Ditegaskannya uang sponsor tersebut adalah berasal dari keringat para driver yang dikatakannya sebagai mitranya. Tetapi mitranya tidak pernah dilibatkan dalam berbagai hal oleh operator.
“Selama ini pihak Grab sama sekali tidak menanggapi aksi para Ojol untuk mengembalikan tarif yang ada kembali seperti tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya,” tegasnya.
Memang untuk operator Gojek sebenarnya sudah mau naikkan tarif. Tetapi karena pihak Grab tidak bergeming maka akhirnya Gojek tidak menaikan tarif.
Malah saat ini Gojek memutuskan untuk menurunkan tarif menjadi Rp 1.300 per kilometer. Jadi pendapatan per 9 km hanya sekitar Rp 8 ribu saja. Padahal sebelumnya driver Gojek bisa mendapatkan Rp 11 ribu.
“jadi momentum pembukaan Asian Games ini bukanlah untuk memboikot. Tapi ini sebagai puncak tuntutan yang tidak pernah ditanggapi operator,” paparnya.
Lanjutnya, padahal kami Garda Indonesia pernah diterima Presiden Jokowi dan Presiden siap membantu masalah penetapan tarif ini.
Tapi apa yang terjadi? Presiden Jokowi saja tidak ditanggapi oleh para operator, apalagi driver Ojol. Makanya kami berharap aksi ini tidak terjadi. Asalkan pihak operator mau menerima tuntutan para driver Ojol sebelum 18 Agustus mendatang.
“Kalau dibilang kami tidak menghargai tamu yang datang dari luar negeri yang mengikuti Asian Games itu salah. Karena kami ini anak bangsa, rakyat kecil yang menuntut hak kami. Hak yang dulu pernah kita dapatkan dan disepakati. Apakah ini salah?” tegasnya.
Andreanes budi juga menegaskan aksi ini sama sekali tidak ditunggangi oleh pihak manapun juga. Ini ada murni gerakan para Ojol yang menuntut haknya yang telah dikebiri.
Aksi ini sendiri sudah dikordinasikan dengan pihak Kepolisian. Untuk teknik lapangan sudah dilaksanakan hanya memang tinggal menunggu keputusan selanjutnya.
Menurut informasi saat ini Grab memutuskan tarifnya hanya Rp 1.200 per kilometer. Jelas ini sangat mengurangi pendapatan dari driver.
Padahal driver harus membeli pulsa sendiri, service motornya dan masih banyak lagi. Pendapatan yang ada ini sangat jauh dari Upah Minimum Regional (UMR) yang ada.
“Kami menuntut ini bukan tanpa adanya penelitian, semua sudah kami hitung. Ternyata memang pendapatan kami memang jauh dari UMR. Makanya tuntutan kami tidak muluk kok, kembalikan saja ke tarif lama, itu saja sudah cukup,” tegas Budi.
Kalau memang tuntutan mereka tidak ditanggapi, maka seluruh Ojol yang berdemo akan bertahan dan pasang badan.[Go/Res]