GARDUOTO – Mitsubishi Xpander Sport M/T sebenarnya bukanlah barang baru. Varian ini dihadirkan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 silam.
Di awal 2020, PT MMKSI menghadirkan Xpander facelift. Pada Xpander facelift, pilihan transmisi manual pada varian Sport masih dipertahankan, dan masih ada sampai hari ini.
Setelah tiga tahun dijual, kamipun akhirnya jadi penasaran dengan rasa berkendara Mitsubishi Xpander Sport M/T. Hingga akhirnya, kamipun melakukan pengetesan terhadap Xpander termahal dengan transmisi manual ini.
Buat Anda yang juga penasaran dengan seperti apa rasa berkendara Mitsubishi Xpander Sport M/T, silahkan baca artikel ini sampai habis.
Eksterior
Sebelum kita membahas rasa berkendaranya yang jadi highlight utama pada review ini, kita bahas dulu soal perubahan yang terdapat pada eksterior Xpander facelift.
Ubahan yang terdapat di eksterior Xpander facelift terhitung tidak banyak, namun perbedaan detailnya cukup jelas jika dibandingkan dengan model sebelum facelift.
Yang pertama, Xpander facelift mempunyai gril baru yang lebih minim krom. Hal ini membuatnya seolah tampak terbelah menjadi dua. Masih di depan, headlamp yang digunakan kini sudah LED yang pencahayaannya lebih baik, dan tidak menyilaukan.
Di bagian samping, satu-satunya detail baru adalah peleknya yang motifnya tampak lebih memiliki unsur 3D, namun ukurannya tetap sama seperti sebelumnya, yakni 16 inci. Lalu di belakang, sama sekali tidak ada ubahan apa-apa.
Interior
Tidak ada ubahan yang terjadi di interior Mitsubishi Xpander Sport facelift. Kabinnya tetap didominasi warna hitam dengan banyak material plastik, dan joknya juga masih menggunakan bahan fabric.
Tapi, Mitsubishi memberikan fitur baru untuk Xpander Sport facelift, yakni head unit layar sentuh berukuran tujuh inci. Selain mempunyai fitur multimedia yang cukup lengkap, head unit ini juga dapat menampilkan citra dari kamera belakang, yang aktif secara otomatis saat kita masuk gigi mundur.
Untuk mempermudah parkir, Mitsubishi juga turut menyematkan sensor parkir pada Xpander Sport facelift. Sensor ini akan menyala apabila mobil sudah dekat dengan objek yang ada di belakang.
Sayangnya, resolusi kamera mundur yang dimiliki masih kurang tajam, dan garisnya pun statis, alias tidak bergerak mengikuti pergerakan setir. Meski begitu, langkah Mitsubishi dalam menambah fitur ini tetap sangat perlu untuk kita apresiasi.
Rasa Berkendara
Ini dia poin yang menjadi garis besar pada pengetesan kali ini. Setelah kami mencobanya, ternyata Mitsubishi Xpander bertransmisi manual punya rasa dan sensasi berkendara yang berbeda dari versi otomatisnya.
Aplikasi transmisi manual pastinya membuat kita jadi punya kontrol penuh terhadap perpindahan gigi. Itulah yang membuat Xpander manual jadi terasa lebih fun to drive, karena perpindahan giginya dapat kita atur di putaran yang pas, sehingga akselerasinya pun jadi optimal.
Selama kami membawa Xpander manual, kami jarang sekali melakukan perpindahan gigi di bawah 2.500 rpm, terutama saat hendak naik ke gigi dua dan tiga. Bukan karena gaya menyetir kami yang boros, melainkan momentum perpindahan gigi di mobil ini memang baru terasa di atas 2.500 rpm.
Ketika kita menginjak gas dari kondisi mobil diam dan berada di gigi satu, respons gas terasa lebih halus ketimbang Xpander matic yang karakternya cenderung agresif di bawah.
Lalu di saat kita sudah berada di gigi tiga dengan kecepatan di atas 40 km/jam, baru terasa bahwa Xpander manual ini terasa lebih gesit dan bertenaga daripada yang model nirkopling.
Sekadar informasi tambahan saja, untuk masuk ke gigi mundur, kita perlu mengangkat lingkaran yang ada di tuas perseneling. Setelah itu, geser tuasnya ke kiri habis, dan majukan. Lalu untuk mengembalikan ke posisi netral, tinggal kita mundurkan saja tanpa perlu mengangkat lingkaran lagi.
Konsumsi BBM
Sewaktu melalukan pengetesan, kami, membawa Mitsubishi Xpander Sport M/T berjalan sejauh lebih dari 400 km dengan rute dan kondisi lalu lintas yang beragam. Mulai dari rute dalam kota, tol, hingga luar kota yang penuh tanjakan curam, kami lewati dengan mobil ini.
Bukan hanya membawanya melewati berbagai rute, mobil ini juga kami isi penuh enam orang dewasa dengan barang bawaan yang cukup banyak. Sudah barang tentu, hal tersebut langsung berpengaruh terhadap bobot keseluruhannya.
Lantas, dengan kondisi yang cukup berat seperti itu, Xpander Sport manual berhasil membukukan konsumsi BBM di angka 11.8 km/liter di rute kombinasi. Untuk bahan bakarnya, mobil ini kami berikan bensin dengan nilai oktan 92.
Kesimpulan
Rasanya tidak salah kalau Mitsubishi menghadirkan pilihan transmisi manual untuk Xpander Sport. Pasalnya, konsumen yang membeli varian ini akan mendapatkan paket yang terbilang lengkap.
Mulai dari tampilan eskterior yang keren, fiturnya lengkap, akselerasi dan rasa berkendaranya lebih baik dari yang bertransmisi otomatis, hingga gengsi yang lebih tinggi dari sebuah varian tertinggi Xpander yang bertransmisi manual.
Jadi, buat Anda yang lebih suka mengendarai mobil bertransmisi manual, dan ingin mendapatkan Low MPV yang fun to drive, maka Mitsubishi Xpander Sport M/T adalah pilihan yang tepat (GO/Gie)