GARDUOTO – Mungkin Anda masih bertanya-tanya sebenarnya adakah yang membedakan kebutuhan Honda dan Yamaha dalam penggunaan oli?
Menurut Agung Prabowo, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants saat menjelaskan dalam ajang turing Merdeka Journalist Max Community (JMC), Pancawati, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/08) bahwa secara prinsip sebenarnya semua oli sudah diatur secara internasional dari asosiasi yang ada jadi semua pabrikan akan mengikuti itu dulu yang pertama,
Misalkan pertama untuk saat ini anda pakai olinya JASO-nya pakainya apa, MD nya apa, Dashnya 1 2 3 dan seterusnya seperti itu kan, MA kedua misalnya ada seri lagi, itu mengapa karena mengikuti aturan yang ada regulansinya JASO-nya.
Kemudian dari API servicenya akan mengikuti teknologi mesinnya terlebih dahulu, contohnya perbedaan Honda dan Yamaha.
“Dari karakteristiknya Honda jagonya track panjang, kalau Yamaha selap selip dan akselerasinya kencang jadi kan itu karakter mesin, jadi disini zat aditif dari olinya yang akan disesuaikan,” tegas Agung.
Dirinya menambahkan contohnya mesin dengan laju yang panjang tinggi torsinya pasti mestinya stangnya agak panjang supaya dapat langkah yang lebih panjang.
Jadi oli yang dibutuhkan adalah oli yang memiliki daya tahan lebih akan panas, biasanya cenderung silindernya agak besar misalkan, jadi ada aditif yang ketahanan panasnya apa, zat aditif yang cocok salah satunya VM jadi porsinya lebih.
Nah kalau Yamaha akselerasinya kencang kan selap-selip di sini butuh oli yang licin, jadi zat aditif anti geseknya yang perlu dilebihkan,tapi secara standar akan sama karena telah diakui oleh JASO API service dan selebihnya.
Jadi pabrikan akan menyesuaikan dengan karakter mesinnya, termasuk Pertamina, untuk itu Pertamina juga akan mengembangkan oli sesuai kebutuhan market di Indonesia, contoh kalau pabrikan oli luar masuk ke Indonesia dan dia tidak merubah karakter oli yang ada di Indonesia alhasil olinya akan jelek.
Itu karena karakter mesin di Indonesia itu butuh porsi aditif yang lebih jika dibanding negara lain, BBM nya saja juga sudah berbeda, jadi ada aditif-aditif yang dilebihkan karena menyesuaikan dengan karakter mesin yang ada, berapa persen perbedaanya seperti apa itu tergantung dari pabrikan motornya.
“Contoh motor yang bercc besar tapi single stroke, pasti suhunya panas sekali, buat ngetrack lurus enak sekali tapi mesinnya pasti panas, jadi pasti yang diminta oli yang spesifikasinya lebih tinggi minimal ya harus grup 3, jadi dikelompokkan oli itu ada 1 2 3 4 5, grup 4 dan 5 fully sintetis, Grup 3 masih mineral,” tutup Agung.[Go/RES]