GARDUOTO – Selama masa pandemi Covid-19 ini FIFGROUP belajar dari pengalaman saat melalui krisis pada tahun-tahun sebelumnya yaitu saat krisis di tahun 1998 dan juga jauh sebelumnya pada masa krisis Malari.
Menurut Chief Corporate Communication & CSR FIFGROUP Yulian Warman saat Ngovid bareng Forwot, Kamis (21/05) bahwa FIFGROUP melalui semua krisis dengan tetap mengutamakan konsumen kami, sebagai contoh pada kerusuhan malari, banyak kendaraan Astra yang dibakar oleh para demonstran.
“Saat itu pendiri Astra William Soerdjaja meminta pak budi untuk mendata kendaraan yang rusak akibat kerusuhan diganti,” tegasnya.
Sempat ada pertanyaan mengapa harus diganti? Kala itu William Soerdjaja mengatakan kita yang menyebabkan konsumen membeli produk kita untuk itu sudah kewajiban bagi kita untuk membantu konsumen kita yang kendaraannya rusak akibat dari kerusuhan.
Menyikapi wabah pandemi ini harusnya kita lebih happy karena lebih dijamin oleh pemerintah. Jadi FIFGROUP benar-benar menjalankan apa yang disarankan oleh pemerintah melalui OJK guna membantu masyrakat yang juga merupakan nasabah di FIFGROUP.
Kita diminta OJK untuk memberikan relaksasi yang aturannya sudah ditetapkan oleh OJK sendiri dan kita ikuti aturannya itu.
“Tidak ada yang kita tutup-tutupi untuk itu dan semua dilakukan secara gratis sempat beredar kabar relaksasi ini tidak gratis namun kita pastikan semua program ini gratis dan kita mudahkan semua untuk konsumen setia kita,” paparnya.
Meski demikian adalah sedikit satu hingga dua letupan kecil dimana banyak yang belum paham pada program relaksasi ini seperti kejadian yang di Lombok dimana da seorang petinggi LSM yang tidak puas.
Dan diberitakan oleh Lombok post kita coba telusuri dan diskusikan dan kita cari jalan keluarnya hasilnya konsumen paham dan meminta maaf atas kesalahpahamannya.
Meski demikian cukup puaslah cuma satu atau dua saja keluhan dibandingkan rattusan ribu kepuasan dari program relaksasi ini.
Pada dasarnya dimasa pandemi ini kita mengutamakan terlebih dahulu kepuasan konsumen dan tentunya ini akan sejalan dengan kinerja perusahaan yang akan dinilai positif oleh konsumen juga masyarakat.
“Jadi intinya di usia ke-31 tahun ini yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2020 lalu kita tetap yakin meski di tahun sebelumnya kita punya rencana namun saat baru memasuki tahun 2020 ada perubahan besar kita tetap yakin bisa melalui masa sulit ini,” tutup Yulian.[Go/Res]