GARDUOTO – 1.000 hari mungkin terdengar oleh banyak masyarakat di Indonesia diartikan untuk mendoakan seseorang yakni keluarga atau kerabat dekat kita yang sudah terdahulu dipanggil oleh sang kuasa.
Namun 1.000 hari yang diambil sebagai tema berdirinya Wuling Indonesia menandakan bahwa perusahaan otomotif asal China ini telah melewati berbagai rintangan berat sebelumnya.
“Banyak orang justru merasa bahwa sebutan 1.000 hari itu terkesan angker. Padahal kalau sudah masuk di 1.000 hari atau 3 tahun selametan kebahagiaan,” tegas Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko saat ngobrol virtual bersama Forwot, Rabu (22/04).
Danang menjelaskan memang diawal berdirinya Wuling Motors di Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar. Karena menurut masyarakat Indonesia produk China harganya murah, namun kualitas yang dihadirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Anggapan inilah yang memicu Wuling Motors untuk menunjukkan diri bahwa tidak main-main terjun ke dunia otomotif di Indonesia.
Pembuktian pertama adalah saat meletakkan batu pertama pembangunan pabrik di Cikarang, Jawa Barat pada 2015. Dengan memutuskan mendirikan pabrik juga belum bisa membuat Wuling mendapat tanggapan positif karena harus berjuang ditengah-tengah pabrik dari Jepang.
Namun hal tersebut tidak meruntuhkan semangat Wuling berjalan di Indonesia. Justru Wuling menunjukkan prestasinya.
Dimana sejak memulai bisnis penjualan produk mobil pada 2017, hingga 6 April 2020 Wuling sudah berhasil menjual puluhan ribu unit kendaraan yang mereka produksi dan telah sampai ke garasi konsumennya masing-masing.
Jelas keberhasilan ini bukanlah tidak berdarah-darah. Tapi dengan keyakinan kuat dan didukung karyawan yang berkualitas dan memiliki semangat tinggi muncullah banyak stategi matang agar konsumen Indonesia bisa mengenal lebih dekat.
Selain hal diatas, Wuling juga berani berinvestasi dengan membangun banyak diler dan bengkel, sebagai pusat dari layanan purna jual.
Wuling Motors juga mengelontorkan modal besar untuk membangun pabrik dan jaringan pemasaran di Indonesia sebesar US$700 juta atau sekitar Rp10 triliun.
Pabrik yang dimilikinya juga memiliki luas 60 hektare, dan terdiri dari lokasi manufaktur mobil serta lima gedung untuk 16 penyediaan komponen mobil untuk mendukung produksi.
Pabrik Wuling Cikarang sendiri sudah melibatkan banyak produsen lokal untuk produknya. Seperti pada model Confero komponen lokalnya mencapai 55 persen, Cortez 47 persen, dan Almaz 43,5 persen.
Dengan keseriusan yang tidak perlu diragukan lagi, akhirnya Wuling mulai bisa memetik hasilnya. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) produksi pertamanya yaitu Confero pada Juli 2017.
Sedangkan di akhir tahun, mereka mengenalkan Cortez 1.8. Total penjualan dua model tersebut di tahun pertama, yakni 5.050 unit.
Tidak sampai disitu saja, Wuling kembali mengembangkan produk berikutnya di Indonesia yaitu Wuling Cortez 1.5 dan Formo. Pada tahun tersebut, angka pengiriman dari pabrik ke diler mencapai 17.002 unit.
Pada tahun 2019, Wuling kembali melakukan gebrakan dengan meluncurkan model baru, yakni Almaz. Mengusung desain sport utility vehicle, mobil tersebut terjual 9.743 unit selama satu tahun. Total penjualan Wuling di 2019 yakni 22.343 unit, dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Menurut Media Relation Wuling Motors Indonesia, Brian Gomgom pencapaian dalam 1.000 hari itu, pabrikan telah menjual sebanyak 46.362 unit mobil.
“Dalam perjalanan 1.000 hari di Tanah Air, Wuling sudah menghadirkan empat model, mulai dari (Low MPV Wuling) Confero, (Medium MPV Wuling) Cortez, (Minibus dan Van Wuling) Formo kemudian (SUV Medium Wuling) Almaz.
Sebagai pendukung dari penjualan Wuling adalah aspek layanan penjualan dan layanan purna jual yang disajikan melalui jaringan diler. Hingga saat ini selama kurun waktu 1.000 hari tak kurang dari 115 diler telah dibangun.
Diler tersebut berkonsep tiga S atau diler yang memiliki layanan Sales (penjualan), Service (layanan perawatan dan perbaikan), serta Spare part (atau penyediaan suku cadang).
Dengan demikian, aspek penjualan yang dilakukan juga diimbangin dua aspek layanan purna jual yang sangat vital yakni layanan servis maupun perawatan, serta ketersediaan suku cadang.
Kerja Keras
Seperti kata pepatah, kerja keras yang dilakukan tidak akan membohongi hasil. Terbukti satu persatu hasil baik diraih Wuling.
Salah satu yang paling membanggakan adalah masuk 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia.
Pada 2017, mereka menempati urutan 11 merek mobil terlaris. Kemudian, di tahun berikutnya naik ke posisi sembilan. Hal yang sama juga tercatat, pada tahun berikutnya.[Go/Res]