GARDUOTO – Selama ini kita sebagai pengendara kurang memperhatikan cara memasang busi yang benar. Biasanya yang terjadi adalah setelah dipasang ke blok mesin. Tanpa sadar kita tidak mengukur berapa tingkat kekencangan saat terpasang.
Garduoto.com yang mendapat kesempatan hadir dalam Jurnalist Couching Clinic yang digelar PT NGK Busi Indonesia mendapatkan penjelasan akan hal ini.
Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia saat ditemui Garduoto.com, Sabtu (24/11) dikantor NGK Busi Indonesia dibilangan Ciracas Jakata Timur mengatakan hal ini tergantung derajat putaran ditentukan dari dimensi diameter ulir.
Untuk busi baru dengan diameter 18 dan 14mm putarannya 180 derajat sampai dengan 240 derajat. Sedangkan diameter 12 dan 10mm putarannya 180 derajat.
“Untuk diameter 8mm putarannya 120 derajat. Jadi kalau dirata-ratakan sekitar 180 derajat untuk putaran kunci,” tegas Diko.
Gimana cara mengetahui bahwa busi yang telah terpasang dengan benar? Diko menambahkan pembuktiannya bisa dicek dengan cara mengukur ketebalan gasket.
Sebelum dikencangkan diameternya 2mm setelah dikencangkan range-nya 1.4mm – 1.6mm. Apabila lebih rendah dari 1.4 mm artinya terlalu kencang ulir busi. Efeknya akan meregang dan ujungnya akan putus.
“Selain itu panas yang diterima busi tidak bisa ditransfer ke blok mesin dengan baik. Nah ini otomatis menjadi overheat,” paparnya.
Sedangkan ketebalan gasket diatas 1.6mm masuk kategori kendor karena sudut putar tidak tercapai.Efeknya kontak antara busi dengan cyl head tidak cukup kencang. Akibatnya penerimaan panas yang harusnya dibuang ke blok engine jadi tidak stabil.
“Ini yang bisa bikin overheat. Selain itu efek getaran atau vibrasi yang keluar dari engine bisa bikin busi bergetar dan bisa bikin elektroda retak. Sehingga ujungnya patah atau busi bisa terlepas dari dudukannya,” tambah Diko.[Go/Res]