GARDUOTO – Sebagai produsen busi terbesar di Indonesia, PT NGK Busi Indonesia memandang sangat perlu memberikan edukasi akan pentingnya busi untuk kendaraan.
Edukasi ini diberikan agar pengendara tahu benar peran busi sebagai ‘pemercik listrik’ di ruang bakar. Ini akan berefek pada proses pembakaran pada mesin. Jika gagal bekerja, otomatis kendaraan akan mogok.
Saat ini NGK mempunyai produk busi untuk sepedamotor sebanyak 8 merek. Sedangkan untuk mobil ada 32 merek di Indonesia.
Produk busi NGK sendiri terbagi menjadi tipe busi standar berbahan nikel, G-Power, Iridium, Laser Iridium dan Laser Platinum.
Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia saat ditemui Garduoto.com, Sabtu (24/11) dikantornya dibilangan Ciracas Jakata Timur mengatakan pemakaian busi tergantung dari kilometer dari kendaraan Anda.
“Jika memang kilometer sudah mencapai 6.000 untuk motor dan 20 ribu untuk mobil. Maka busi harus segera diganti,” tegasnya.
Lanjutnya, sebenarnya angka ini merupakan titik awal busi standar mengalami erupsi alias mulai merenggangnya gap (celah) busi.
“Nah kalau kejadian ini dibiarkan jelas akan membuat proses pembakaran kurang optimal akibat titik lompatan percikan listrik yang bisa terjadi dimana-mana.
Cara lain melihat apakah busi tersebut sudah harus diganti adalah jika celah antar elektrode busi telah bertambah 0,2 mm dari standarnya.
“Contohnya apabila direkomendasikan adalah 0,8 mm. Tetapi celah dari elektrode bila diukur sudah mencapai 1,0 mm atau bahkan lebih, artinya busi perlu segera diganti.
Cara lain yang bisa mengindikasikan bahwa busi sudah tidak berjalan dengan baik. Atau perlu diganti adalah idle mesin yang tidak stabil, akslerasi menurun, lebih sulit distarter, hingga konsumsi BBM yang sering tidak disadari kian boros.
Diko menyarankan agar pengendara berganti busi NGK Iridium. Kenapa? karena elektrodanya yang lebih awet dengan penggunaan bahan iridium. Jadi, meski sudah lewat 6.000 km dan busi belum mengalami keausan.
“Bisa juga memakai busi NGK G-Power yang bisa tahan lama dan juga membuat Bahan bakar lebih irit dan tarikannya bagus,” papar Diko.
Nah kalau pengendara tidak mengganti busi pada waktunya. Maka yang terjadi adalah celah elektrode semakin renggang. Kalau busi tidak segera diganti maka akan berpengaruh pada komponen lainnya pada mesin.
“Efek lainnya adalah baterai kendaraan jadi lebih cepat rusak akibat perlu mensuplai sistem kelistrikan lebih besar dari biasanya,” ujar Diko.[Go/Res]