GARDUOTO – Kemacetan yang semakin parah yang sering terjadi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) membuat PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menerapkan empat strategi untuk mengurai kepadatan.
Menjadi salah satu jalur transportasi strategis. Beban lalu lintas di Jalan Tol Japek telah melebihi V/C Ratio. Tambah lagi, terdapat beberapa Proyek Strategis Nasional yang pembangunannya bersamaan di sekitar Jalan Tol Japek eksisting.
Seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, Light Rail Transport (LRT) Jakarta-Bekasi Timur, kereta cepat Jakarta-Bandung, Jalan Tol JORR II Cibitung – Cilincing dan Cibitung – Cimanggis. Akibatnya, sering terjadi kepadatan kendaraan di jalan tol tersebut.
Saat ini Jasa Marga telah menerapkan strategi untuk mengatasi kepadatan di Jalan Tol Japek berupa manajemen rekayasa lalu lintas, penindakan kendaraan Over Dimensi dan Over Load (ODOL), pengawasan terhadap kendaraan truk di Ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) E2 (Cikunir-Cakung), dan manajemen proyek.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan BPTJ Kemenhub Karlo Manik mengungkapkan bahwa sosialisasi pemberlakuan kebijakan ganjil-genap di Gerbang Tol (GT) Tambun. Saat ini intensif dilakukan hingga akhir November. Selain itu, dari BPTJ juga telah menyiapkan tambahan 13 unit bis bagi pengguna jalan tol. Ini untuk yang akan beralih ke transportasi publik karena perluasan wilayah pemberlakuan ganjil genap di GT Tambun.
Selain pemberlakuan kebijakan ganjil genap di Jalan Tol Japek, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan. Menekankan penertiban kendaraan yang terindikasi ODOL. Untuk tidak masuk ke jalan tol atau dari awal telah direncanakan untuk kendaraannya tidak terindikasi ODOL.
“Apabila dipaksakan akan ditilang di jalan tol. Penjelasannya, bukan mereka (truk terindikasi ODOL) tidak boleh masuk. Untuk kondisi critical seperti ini, tolong dihargai hak-hak pengguna jalan tol lain,” tegas Budi.
Budi juga menekankan bahwa stakeholder proyek juga harus menghitung sekali bahwa kegiatan konstruksinya tidak mengakibatkan kemacetan yang signifikan. Sebagai contoh KCIC, jangan berkegiatan disini dulu, di tempat yang lain.
LRT juga, ada satu kegiatan di Km 14 di Kali Bekasi, saya minta ditunda untuk berapa bulan ke depan. Kepada Jasa Marga yang sekarang ini waktunya ketat sekali ya, sekarang 57%.
“kita ingin (sebelum) Lebaran selesai, itu pun saya mau tahu detail apa yang dilakukan. Apakah memang harus prioritas dikerjakan sekarang atau waktunya lain atau ada suatu rekayasa konstruksi yang lebih solve terhadap lalu lintas. Apakah cara mengkonstruksi atau cara ruang-ruang pembatasan lebih lebar,” tegas Budi.[Go/Res]