GARDUOTO – Salahsatu hal yang menarik dari ajang balap motor di Indonesia yakni layout sirkuit yang berbeda-beda, karena sifatnya yang non permanen.
Bahkan bisa saja karena non permanen, sehingga walaupun lokasinya sama tapi desain atau layout sirkuitnya berbeda antara event balap satu dengan lainnya.
Seperti area parkir stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang disulap menjadi trek balap dadakan pada ajang Honda Dream Cup (HDC), akhir pekan ini (21/10). Layout sirkuit dibentuk agar dapat menguji skill dan keterampilan para pebalap untuk saling adu kencang.
Untuk bisa memacu motor dengan kecepatan tinggi, tentu seorang pebalap tak hanya harus memutar tuas gas dalam-dalam, tapi ada trik yang harus dilakukan, seperti yang dilakukan Boy Arbi Febri.
Pebalap yang membela tim Honda Kawahara ICE FDR KYT aRacer NGK mengaku, bahwa sirkuit Maguwoharjo ini penuh tantangan, karena ada beberapa tikungan tajam balik arah yang memaksa Honda Sonic150R yang dipakai untuk kelas bebek 150cc tune up seeded (HDC1) menggunakan gigi persneling hingga ke gigi satu.
“Hampir semua tikungan balik arah harus dilalui dengan menggunakan gigi satu, jadi settingan mesin yang cocok untuk melibas sirkuit ini menggunakan settingan pada putaran mesin bawah dan tengah, karena walaupun ada trek lurusnya tapi tidak terlalu panjang, jadi tidak untuk settingan putaran mesin atas tidak begitu diperlukan,” ungkap pebalap yang punya nomor start 2 ini.
Lebih lanjut pebalap asal Pekanbaru ini mengungkapkan bahwa, ketika melibas tikungan balik arah dirinya mengambil racing line bagian dalam.
“Jadi masuk tikungannya dari dalam, ke luar tikungannya pun harus ke dalam, juga harus berani late braking. Hal itu bisa dilakukan, ketika akan membuat jarak dengan pebalap di belakangnya,” beber Boy Arbi.
Selain Boy Arbi, Fitriansyah Kete juga punya trik lain untuk dapat menaklukkan sirkuit Maguwoharjo, meskipun pebalap yang membela tim Astra Motor Racing Team Yogyakarta ini, mengaku bahwa dirinya tidak begitu menyukai karakter sirkuit dadakan yang banyak tikungan patah atau balik arah.
“Tapi intinya, balapan harus fokus dan berani untuk meneror lawan. Caranya berusaha tampil agresif, agar dapat mengganggu konsentrasi pebalap di depan. Tapi jika saya berada di depan, maka saya akan menjaga racing line, juga harus konsisten menentukan titik pengeraman agar tidak ada pebalap di belakang yang mendapat kesempatan untuk mendahului,” ujar pebalap yang punya nomor start 93 ini.
Disamping itu, mekanik juga punya peran penting dalam mendukung agar penampilan pebalap bisa maksimal. Tentu dengan meracik settingan yang pas, yang sesuai dengan kondisi sirkuit dan gaya balap pebalap.
Haris Sakti juru kilik dari tim Astra Motor Racing Team Yogyakarta, membongkar sedikit ‘rahasia’ settingan agar dapat mendukung pebalapnya menjadi kencang.
“Saya bikin gigi transmisi Honda Sonic yang berjumlah 6 kecepatan, dimaksimalkan menjadi 4 kecepatan. Dengan begitu ketika pebalap harus melalui tikungan dengan menggunakan gigi 1, maka proses menurunkan gigi persneling tidak terlalu lama, dan ketika keluar dari tikungan ketika pebalap membetor tuas gas, napas pada gigi rendah tidak terlalu pendek, karena putaran mesin yang diperlukan bawah dan tengah,” ucap mekanik yang akrab dipanggil Mletis.
Meski demikian, settingan motor seperti itu cocok ketika dipakai untuk sesi kualifikasi. “Untuk race nanti bisa saja settingannya berubah lagi,” terang Mletis.[Go/Hml]