JAKARTA (GO) – Kasus Grip Gas patah pada All New Honda CRF150L perlu dilihat secara detail dan investigasi lebih dalam akan motor tersebut.
Menurut Jusri Pulubuhu, pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) yang dimintai pendapatnya masalah ini mengatakan bahwa kerusakan pada komponen material dari kendaraan bermotor dapat saja terjadi.
“Dengan pemikiran atau teori sederhana ketika material melewati batas kekuatan threshold pasti akan mengalami kerusakan dan bentuk-bentuk kerusakan dapat berwujud macam-macam,” tegas pria yang juga doyan naik trail ini.
Lepas atau copot, Penyot dan Bengkok, Sobek dan Penyot atau masih banyak lagi kasus lainnya, terjadi karena masalah kualitas komponen yang ada bermacam-macam.
“Dalam kasus Selongsong Throttle CRF150L yg patah pada sebuah kegiatan enduro, tidak bijaksana kalau serta merta memfonis bahwa kualitas material komponen tersebut,” kata Jusri.
Tambahnya, kurang baik kualitasnya, bisa saja karena komponen tersebut mengalami tingkat stress yang melewati batas threshold dari kekuatan normal akibat cara memegang saat mendorong motor tersebut.
contohnya keatas tanjakan seperti uraian yang tertulis di berita yang ada, ibaratnya apakah sling besi yg berkekuatan lebih kuat dari pada tali biasa tidak akan putus kalau digunakan untuk menarik?
“Ya jawabannya pasti putus kalau digunakan menarik objek yg melebihi kapasitas kemampuan sling tersebut,” terang Jusri.
Untuk itu perlu adanya investigasi dan keterbukaan akan hasilnya, agar masyarakat atau konsumen tidak ragu dalam memilih CRF untuk tunggangannya.[Go/Oji]