GARDUOTO – Pemerintah melalui PT Pertamina Persero yang memproduksi bakar biosolar B20. Kandungan bahan bakar nabati dari minyak kelapa sawit 20 persen sudah mulai berlaku 1 Oktober mendatang.
Ada beberapa pengusaha truk yang mengkhawatirkan armadanya akan bermasalah apabila menggunakan B20. Tapi hal ini langsung ditepis oleh Irwan Supriyono, Senior Executive Officer After Sales PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI).
“Kami menegaskan bahwa B20 bisa digunakan di truk dan bus Hino. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran mengenai bahan bakar ini,” tegas Irwan saat ditemui di Cilincing Jakarta Utara, Senin (24/09).
Hanya memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti penggantian berkala di komponen tertentu di kendaraan Hino.
Jadi seperti filyter bahan bakar, dari biasanya diganti setiap jarak tempuh 20.000 kilometer jika menggunakan solar biasa, menjadi setiap 10.000 kilometer sekali bila menggunakan biosolar B20.
“Hal ini dikarenakan memang bahan bakar biosolar B20 mengandung endapan air yang harus selalu dibersihkan secara berkala,” tambah Irwan.
Perawatan lainnya adalah pemilik truk atau bus harus rutin melakukan pembersihan tangki bahan bakar setiap 3 bulan sekali.
“Ini terhitung sejak pertama kali kendaraan tersebut menggunakan B20. Karena memang kandungan air di B20 berdasar hasil pengujian selama ini, memang cukup tinggi,” ujarnya.[Go/Res]