GARDUOTO – Grab secara resmi mengumumkan hasil kampanye ‘Grab Lawan Opik!’ yang diluncurkan untuk mengatasi penipuan di platform Grab. Hasil kampanye ini diungkapkan dalam diskusi publik yang diadakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dengan topik “Mengurai Fenomena Order Fiktif di Transportasi Online”.
“Berdasarkan riset kami, sampai dengan 20% dari seluruh perjalanan di Indonesia akan dirugikan akibat tindak kecurangan, jika tidak segera diatasi. Dalam forum ini, kami sangat senang dapat menghadirkan hasil terobosan kami. Dalam melawan tindak kecurangan di industri ini,” ujar Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs Grab Indonesia, saat berbicara di diskusi publik INDEF mengenai tindak kecurangan di industri ride-hailing.
Lanjutnya, Sejak 2017, kami telah meningkatkan upaya dan investasi kami dalam teknologi anti kecurangan. Sehingga berhasil menurunkan 80% tindak kecurangan di platform Grab, serta melakukan beberapa penangkapan sindikat besar di kota-kota seperti Jakarta dan Makassar.
“Riset kami menunjukkan bahwa hari ini, platform Grab dua kali lebih tangguh. Bisa menghadapi tindak kecurangan dibandingkan kompetitor lain di Asia Tenggara,” tegas Sukma.
Dengan pesatnya pertumbuhan industri teknologi, pelaku tindak kecurangan telah memanfaatkan celah dalam teknologi untuk keuntungan mereka.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh AppsFlyer. Sebuah platform mobile marketing analytics menunjukkan bahwa pengiklan terekspos pada kerugian sebesar $700 juta-$800 juta. Akibat tindak kecurangan dalam beriklan di aplikasi ponsel pintar pada kuartal pertama 2018.
Hal ini meningkat 30% dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya. Industri ride-hailing sebagai ekosistem bisnis yang sedang berkembang, juga mengalami masalah yang sama dalam bentuk order fiktif.
Bahkan, tindak kecurangan di bidang ride-hailing sedemikian menarik, hingga di pasar gelap profil curian dari pengemudi ride-hailing dihargai lima kali lebih mahal dibandingkan informasi kartu kredit curian.
Tindak kecurangan seharusnya menjadi salah satu topik paling penting di industri ride-hailing saat ini. Hal ini merupakan penyebab hilangnya jutaan dolar bagi mitra pengemudi, investor dan ekonomi digital di Indonesia.
Dengan menggunakan teknologi terbaru dan berkolaborasi dengan pihak berwajib, kami dapat mengurangi dan melacak pelaku tindak kecurangan dalam platform kami.
“Pendekatan kolaboratif dengan pihak berwajib di daerah telah dapat membantu kami menangkap sindikat di kota-kota seperti Makassar dan Jakarta.” tutup Tri.[Go/Res]