GARDUOTO – Surat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dikirimkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Terkait rekomendasi hasil FGD kendaraan bermotor listrik mendapatkan tanggapan dari Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi.
Nangoi yang dijumpai pada saat jumpa pers Kesiapan pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di Jakarta, Selasa (22/05) menegaskan bahwa ada dua keuntungan dengan adanya kendaraan listrik.
“Pertama adalah mengurangi emisi gas buang yang lebih bersih. Kedua adalah mengurangi penggunaan bahan bakar berbahan fosil. Sehingga bahan bakar fosil bisa dihemat,” tegasnya.
Tetapi ada beberapa hal yang perlu dipikirkan untuk membuat industri mobil listrik di Indonesia. “Pada saat mobil dijalankan yang perlu diingat adalah 10-15 tahun pemakaian baterai ini maka perlu didaur ulang,” ujar Nangoi.
Pendaur ulangan baterai ini tidaklah mudah. Sampai saat ini belum banyak negara yang bisa mendaur ulang baterai tersebut. mungkin didunia baru ada 1 atau 2 negara yang bisa mendaur ulang baterai ini.
“Daur ulang ini juga tidak sembarangan. Dimana baterai yang tidak terpakai tersebut dikubur atau dikumpulkan disuatu tempat itu tidak boleh. Tetapi prosesnya adalah didaur ulang diproses diuraikan untuk dimanfaatkan lagi atau diuraikan agar tidak beracun,” beber Nangoi.
lanjutnya, nah kalau Indonesia sudah bisa bikin itu, maka Indonesia sudah masuk elite dunia. Dimana saat ini hanya ada 3 negara yang bisa membuat baterai dan mendaur ulang yaitu China, Korea dan Jepang.
Kalau memang Indonesia serius dalam hal membuat baterai untuk kendaraan, maka Indonesia masuk dalam 4 negara besar. Dari Gaikindo sangat mendukung.
Hanya memang perlu dipikirkan semuanya. Mulai dari produksi baterai sampai kesiapan infrastrukturnya untuk menunjang kendaraan listrik.[Go/Res]