GARDUOTO – Dihadapan para budayawan Presiden Jokowi, Jumat (6/4) menyampaikan pentingnya pembangunan infrastruktur. Untuk itu Pemerintah sangat konsen dalam kurun waktu 3.5 tahun ini.
“Karena kita ini sebagai negara besar sudah terlalu jauh ditinggal oleh kanan kiri kita. Sehingga ini yang perlu dikejar terlebih,” kata Presiden.
Contohnya Indonesia bagian timur adalah sebuah wilayah yang betul-betul sangat jauh sekali kondisinya kalau dibandingkan dengan beberapa wilayah terutama Jawa.
Ia menceritakan, waktu 3 tahun yang lalu ke Wamena, harga bensin di sini Rp6.450 di sana yang harganya Rp60.000. Pada saat-saat cuaca yang enggak baik harganya bisa Rp100.000 per liter.
“Karena ketidaksiapan infrastruktur untuk mendukung harga itu sama dengan yang ada di Jawa,” ucap Kepala Negara menyampaikan alasannya.
Kemudian ke kabupaten Nduga yang aspal 1 meter pun enggak ada. Dari Wamena yang sudah jauh, untuk ke Nduga itu butuh waktu sebelumnya butuh waktu 4 hari 4 malam berjalan kaki. Naik turun gunung, masuk ke hutan baru sampai dari Wamena baru masuk ke Nduga.
“Itulah yang saya lihat di sana. Di Wamena saya lihat, kemudian di Nduga kita lihat. Di Wamena saja harga bensin Rp 60.000. apalagi di Nduga, enggak ada yang jualan bensin karena semuanya jalan kaki,” ungkap jokowi.
Inilah fakta-fakta yang kita hadapi, termasuk yag disampaikan oleh Lesik Keti Ara, Penyair Aceh, mengenai Airport Rembele.
“Ini di Aceh Tengah yang sekarang jadi Bener Meriah, itu di Aceh bagian sini,” sambung Jokowi.
Jokowi menegaskan, bahwa infrastruktur itu tidak hanya masalah ekonomi. Namun, infrastruktur ini akan mempersatukan kita.
“Kalau ketimpangannya seperti yang tadi saya sampaikan ya kita tidak bisa akan bersatu.” ujar Presiden seraya menambahkan, mempersatukan dalam artian bahwa, dirinya pernah terbang dari Aceh di Banda Aceh langsung terbang ke Wamena memakan waktu 9 jam 15 menit.
“Artinya apa? Ya supaya menyadarkan kita semuanya bahwa bangsa ini bangsa yang besar. Kalau kita terbang dari London, 9 jam itu sampai ke Istanbul Turki itu bisa melewati berapa negara, mungkin 6, 7, 8 negara. Ya inilah negara kita,” tegas Presiden.
Tapi kalau itu tidak kita siapkan, entah airport-nya, entah pelabuhannya, entah jalannya, Presiden mengingatkan, kejadiannya ya ketimpangan antar wilayah itu akan semakin membesar.[Go/Res]