GARDUOTO – Sejak masuk ke Indonesia pada awal 2024 lalu, BYD langsung merangsek ke segmen EV level menengah hingga menengah ke atas.
Bahkan pada Januari 2025 lalu, BYD menghadirkan Denza, yang merupakan sub brand dari BYD yang menyasar segmen premium atau kelas atas.
Meski tampak fokus dalam menggarap pasar EV untuk kelas menengah hingga atas, tapi ternyata BYD masih berminat untuk menghadirkan produk yang lebih terjangkau buat pasar Indonesia.
Indikasi bahwa BYD akan menghadirkan produk yang lebih terjangkau untuk pasar Indonesia muncul dari Samsat PKB Jakarta dengan kode EQ, yang disinyalir merupakan kode untuk sebuah battery electric vehicle (BEV).
Dari data Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang diduga Seagull ini, ada dua tipe yang akan dipasarkan, yaitu yang berkode EQ-STD-1 (4X2) AT dengan nilai Rp 218 juta, dan yang kedua dengan kode EQ-ETD-1 (4X2) AT senilai Rp 233 juta.
Bila melihat profilnya, BYD Seagull ini adalah sebuah mobil berjenis Small Hatchback EV. Artinya, saat nanti sudah dipasarkan, Seagull akan berada di kelas sama dengan Wuling BinguoEV.
Bukan hanya dari dimensi dan profil, hal lain yang membuat Seagull hampir pasti jadi pesaing Wuling BinguoEV adalah dari jarak tempuhnya.
BYD Seagull diklaim punya jarak tempuh sejauh 300 km untuk varian bawah, dan 380 km buat varian atasnya. Angka tersebut berdasar metode pengetesan NEDC.
Jarak tempuh BYD Seagull itu tidak terlalu berbeda jauh dengan Wuling BinguoEV yang punya jangkauan 330 km untuk varian Long Range, dan 401 km buat tipe Premium Range.
Menilik adanya beberapa kemiripan profil dengan BinguoEV, rasanya untuk masalah harga pun BYD Seagull juga bakal dibanderol di rentang harga yang sama seperti calon pesaing kuatnya itu.
Untuk diketahui, saat ini Wuling BinguoEV ditawarkan dengan harga Rp 301 juta untuk varian Long Range, dan Rp 345 juta buat Premium Range. Itu adalah harga on the road untuk wilayah Jakarta. (GO/Gie)