GARDUOTO – Data IDDC kecelakaan di Indonesia 97% karena human error, lebih tinggi dari pada di dunia yang 85%. Data ini membuktikan bahwa faktor terpenting dalam berkendara adalah pengemudi. Kendaraan pada jaman sekarang telah dilengkapi dengan berbagai fitur teknologi otomotif yang dipersiapkan untuk memaksimalkan keamanan berkendara. Namun kembali lagi, yang memegang peran penting adalah pengemudi harus dipersiapkan untuk mendukung teknologi.
Data Kecelakaan di Indonesia 97% didapatkan dari Indonesia Defensive Driving Center (IDDC). Crash facts terjadi karena adanya human factor serta defensive factor. Maka itu pentingnya seorang pengemudi memahami apa yang dimaksud dengan safety dan defensive driving.
Safety Driving adalah mengemudi dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi ditambah dengan sikap yang baik serta konsentrasi yang berkesinambungan. Sedangkan Defensive Driving adalah cara untuk selalu berpikir jauh kedepan dan selalu siap terhadap apapun yang mungkin terjadi dalam berkendara.
Dalam Defensive Driving, ada beberapa poin yang harus diperhatikan. Alertness (kewaspadaan), Awareness (kesadaran), Attitude(Sikap, mental) serta Anticipation (antisipasi, menjaga segala kemungkinan). Mengemudi tidak hanya harus aman, efisien dan benar tapi juga harus bertanggung jawab. Inilah yang disebut sebagai behavior-based driving.
Harmonisasi antara teknologi dan Safety Driving dan Defensive Driving behavior, akan dibahas dalam program pre-event GIIAS 2018 safety and defensive driving. Event ini akan berlangsung pada 8 Mei 2018, di ICE–BSD dengan target edukasi kepada pengemudi awam. GIIAS mencanangkan program ini menjadi salah satu program GIIAS 2018 yang memberikan inspirasi kepada masyarakat. [Go/Oji]