GARDUOTO – Pada Selasa (15/10/2024) lalu, kami mendapatkan kesempatan eksklusif untuk menjajal Aion Hyptec HT dengan rute Jakarta – Bogor – Jakarta.
Dalam pengetesan kemarin, mayoritas jalan yang kami lewati adalah tol yang punya permukaan yang mulus. Kondisi tersebut membuat kami jadi bisa menilai soal kenyamanan dari Aion Hyptec HT.
Sebelum menceritakan rasa berkendara dan kenyamanan Aion Hyptec HT, pertama-tama kami dibuat terkesan dengan kabinnya yang dipenuhi dengan material berkualitas tinggi.
Jok, doortrim, dan setir, semuanya dibalut kulit. Sedangkan untuk plafon memakai material seperti kain suede. Bahkan yang menarik, material kain suede itu juga sampai membalut pengunci sabuk pengaman.
Selesai mengagumi material kabinnya, kami pun mulai melakukan pengaturan kendaraan. Mulai dari mengatur AC, spion luar, dan multimedia, yang ternyata semuanya diatur melalui head unit.
Kami menilai, pengaturan kendaraan melalui head unit ini terasa kurang praktis. Apalagi daftar menu pengaturan kendaraan di Hyptec HT ini sedikit berbeda dengan kebanyakan EV lainnya. Sehingga bisa dipastikan, kita perlu waktu beradaptasi dengan pengaturan kendaraan di Hyptec HT.
Begitu mendapatkan pengaturan yang pas, baru lah kami melakukan Hyptec HT. Impresi pertama yang langsung terasa adalah SUV EV ini punya kekedapan kabin yang jempolan.
Setelah kami ulik lagi, kekedapan kabin yang apik itu bisa didapat berkat pengaplikasian double glass di keempat pintunya. Itu merupakan fitur yang biasanya baru kita temukan pada SUV mewah Eropa yang harganya berkisar di angka Rp 2 miliar.
Saat sudah masuk tol, kami tak lantas menggebernya, kecepatan tertinggi yang kami dapatkan saat berada di tol hanyalah 110 km/jam. Karena berjalan di kecepatan yang normal untuk rute tol, maka kami pun jadi bisa menilai soal kenyamanan Hyptec HT.
Ternyata, Hyptec HT punya bantingan suspensi yang nyaman dan terasa mahal. Karakter bantingan suspensinya juga terasa mahal layaknya SUV Eropa yang berharga miliaran rupiah.
Faktor kenyamanan inilah yang membuat kami jadi lebih memilih untuk mengendarainya dengan santai, ketimbang menggebernya hingga kecepatan tinggi, walau sebenarnya sangat mudah bagi Hyptec HT untuk berlari kencang.
Lantas, begitu kami bertukar peran menjadi penumpang belakang, Hyptec HT kembali memberikan kesan yang impresif dengan kelegaannya, baik head room maupun leg room sama-sama melimpah.
Bukan hanya karena kelegaannya, hal lain yang menjadikan duduk di bangku belakang Aion Hyptec HT jadi semakin istimewa ialah karena adanya senderan kaki yang terletak di belakang bangku penumpang depan, dan meja lipat di belakang bangku pengemudi.
Di akhir perjalanan kami bersama Aion Hyptec HT, kami baru sadar bahwa kami seolah sedang mengalami Dejavu menaiki sebuah SUV Coupe mewah sekelas BMW X6 dan Mercedes-Benz GLE Coupe.
Mungkin kedengarannya berlebihan, tapi pada kenyataannya, Aion Hyptec HT memang punya kemewahan dan kenyamanan yang tak kalah dari kedua SUV Coupe asal Jerman yang kami sebutkan tadi.
Apalagi, performa Aion Hyptec HT juga boleh diadu dengan BMW X6 dan Mercedes-Benz GLE Coupe. Hal itu tentu membuatnya jadi semakin menyerupai sebuah SUV Coupe Eropa. (GO/Gie)