GARDUOTO – Wuling Cloud EV bukan lagi mobil yang asing bagi kami. Karena sejak mobil ini diperkenalkan pada Februari lalu, terhitung kami sudah dua kali menjajalnya.
Kemarin, kami bertemu lagi dengan Wuling Cloud EV. Kali ini, perjalanan kami bersama Medium Hatchback EV ini sedikit lebih jauh dari sebelumnya, yakni mengambil rute Jakarta – Bogor.
Pada pertemuan yang ketiga ini, kami lebih banyak mengambil peran sebagai penumpang belakang. Kebetulan, pada dua pertemuan sebelumnya, kami selalu menjadi pengemudi Cloud EV. Maka itu, kami jadi tahu seberapa nyaman Wuling Cloud EV buat penumpang belakang.
Ternyata, duduk di bangku belakang Wuling Cloud EV ini terasa nyaman dan menyenangkan. Sebab, ia punya kelegaan yang impresif.
Baik headroom maupun legroom sama-sama melimpah. Bahkan saking leganya, legroom Cloud EV, kami bisa duduk sembari mengangkat dan menyilangkan kaki.
Lantas, kenyamanan untuk penumpang belakang Wuling Cloud EV juga tercipta dari joknya yang punya busa yang empuk, dan kemiringannya yang cukup rebah.
Sebenarnya, bantigan suspensi belakang Cloud EV ini berada dalam taraf firm yang artinya, di tengah-tengah antara keras dan empuk. Tapi karena tertolong oleh busa joknya yang empuk, maka penumpang belakang tetap merasa nyaman saat mobil melewati jalan berlubang atau speed bump.
Hal lain yang menjadi catatan pada bangku baris kedua Cloud EV adalah ventilasi AC. Di balik konsol tengahnya, hanya terdapat satu kisi AC untuk penumpang belakang, sehingga arah semburan anginnya tidak bisa dibagi untuk penumpang belakang yang duduk di sebelah kiri dan kanan.
Untungnya, AC pada Cloud EV memiliki semburan yang kencang dan cepat dingin. Makanya, tanpa perlu menunggu lama, seisi kabin bisa dingin dengan cepat setelah kita menyalahkan AC.
Setelah melewati hari dengan Cloud EV sebagai penumpang belakang, kami bisa simpulkan bahwa mobil listrik rakitan lokal ini bisa membuat penumpang belakangnya merasa istimewa karena kelegaan dan kenyamanannya.
Oleh karena itu, rasanya tak salah jika ada pembeli Wuling Cloud EV yang bakal lebih sering duduk di bangku belakang ketimbang mengendarai sendiri mobilnya. (GO/Gie)