GARDUOTO – Mercedes-Benz V-Class generasi ketiga sejatinya sudah ada di Indonesia sejak 2016 silam. Selama hampir sewindu eksistensinya di Indonesia, V-Class generasi ketiga ini sudah cukup sering mendapatkan update dan ubahan.
Mulai dari pergantian mesin diesel ke bensin, perubahan daftar varian, hingga penambahan fitur, semuanya sudah dialami oleh mobil berkode bodi W447 ini selama dijual oleh PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI).
Terakhir, V-Class mendapatkan update dan penyegaran pada 2022 lalu. Saat itu, trimnya diubah dari V260 menjadi V250 Avantgarde Line. Tak hanya mengubah nama varian, MBDI juga turut menambahkan beberapa fitur baru pada MPV legendaris mereka itu.
Tentunya, fitur-fitur baru yang disematkan pada V250 Avantgarde Line membuatnya jadi up to date karena memiliki fitur konektivitas khas Mercedes-Benz terkini, serta pastinya tambah memanjakan penumpang baris keduanya, yang mana biasanya mereka itu adalah si empunya dari Mercedes-Benz V250.
Roof Rail Ada Lagi, Eksteriornya Jadi Kembali Menarik
Saat menghadirkan V260 bensin untuk menggantikan V220 yang bermesin diesel pada 2018 lalu, Mercedes-Benz turut serta mengubah tampilan luar dari Luxury MPV ini. Satu ubahan yang dilakukan ialah menghilangkan roof rail-nya.
Hilangnya roof rail pada V-Class bertahan dalam waktu yang cukup lama. Untungnya, saat V250 Avantgarde Line dirilis, aksesoris tersebut kembali terpasang pada MPV bongsor ini. Alhasil, tampilan eksteriornya secara keseluruhan pun jadi tampak lebih menarik.
Bukan hanya karena kembalinya roof rail, hal lain yang turut menambah daya tarik eskterior V250 Avantagrde Line ialah pemakaian pelek palang lima berukuran 19 inci, yang dibalut ban berprofil 245/45.
Sebenarnya, pelek yang dipakai oleh V250 ini sudah terpasang sejak model V260 yang dirilis pada 2020. Dipertahankannya pelek tersebut pada V250 Avantgarde Line, seakan menjadi indikasi bahwa desain pelek yang ada saat ini dianggap masih jadi yang paling cocok dan ideal untuk V-Class.
Ubahan di Interior Berfokus di Baris Kedua
Sama halnya seperti di eksterior, interior Mercedes-Benz V250 Avantgarde Line juga mendapatkan ubahan yang sangat minim. Bahkan untuk area kokpit, bisa dibilang tak ada ubahan. Tampilannya masih sama persis dengan model-model sebelumnya.
Tak adanya ubahan signifikan di area kokpit harus diakui menimbulkan kesan yang sudah mulai berumur pada kabinnya. Pasalnya, banyak panel dan detail di interior V250 Avantgarde Line yang merupakan standar model Mercedes-Benz keluaran pertengahan era 2010-an.
Tapi di sisi lain, panel dan detail lawas yang masih banyak terdapat di kabin V250 Avantgarde Line bisa membantu kita untuk lebih cepat dan mudah beradaptasi dengan segala pengaturan yang ada di mobil ini.
Namun jika kita lihat ke bangku baris keduanya, di sinlah ubahan terbesarnya. Sejak model V260 rilisan 2020, V-Class sudah menganut model bangku pilot seat, yang notabene lebih eksklusif daripada captain seat.
Masing-masing pilot seat pada V250 Avantgarde Line juga mendapatkan pengaturan elektrik dengan dua buah memori. Tak cuma itu, kedua bangku tersebut juga sudah dilengkapi dengan pemanas dan pendingin jok.
Menariknya, meski pemakaian pilot seat membuat celah antar bangku jadi lebih sempit, namun untuk masuk ke bangku baris ketiga, kita tidak perlu memajukan salah satu bangkunya. Sebab, orang yang berbadan besar sekalipun, masih bisa melewati celah tersebut dengan mudah.
Akomodasi Luar Biasa
Bukan Mercedes-Benz V-Class namanya kalau tak punya akomodasi yang luar biasa. pada V250 Avantgarde Line, selain ia punya kelegaan kabin yang istimewa untuk penumpang, ia juga cukup praktis untuk akomodasi barang.
Dari segi akomodasi penumpang, selain punya pilot seat yang eksklusif dan sangat memanjakan penumpangnya, V250 Avantgarde Line juga punya akomodasi bangku baris ketiga yang luar biasa. Kelegaan leg room bangku baris ketiga V250 Avantgarde Line bahkan bisa disandingkan dengan leg room bangku baris kedua sebuah Low MPV.
Lalu untuk akomodasi barang, tentu bagasinya punya volume yang luas, bahkan, tas golf pun bisa ditaruh dalam keadaan berdiri. Jika butuh ruang bagasi yang lebih besar, kita hanya perlu mendorong bangku baris ketiganya ke depan, dan didapatlan ruang bagasi yang melimpah.
Mengingat V-Class adalah mobil yang bongsor dan memiliki pintu bagasi yang panjang, maka tentu ada saat di mana kita perlu ruang yang lebih besar untuk membuka pintu bagasinya.
Sadar akan hal tersebut, Mercedes-Benz pun menghadirkan solusi berupa kaca bagasi yang bisa dibuka secara terpisah dengan pintu bagasi. Panel untuk membuka kaca bagasi diletakkan di balik wiper belakang. Berbeda dengan pintu bagasinya yang full elektrik, membuka dan menutup kaca bagasi V-Class masih dilakukan secara manual.
Satu hal lagi yang pastinya tak dilupakan Mercedes-Benz untuk menambah keistimewaan akomodas V250 Avantgarde Line ialah sunroof untuk penumpang di baris kedua, dan moonroof untuk penumpang di baris ketiga.
Fitur-fitur Baru
Bicara soal fitur, pada Mercedes-Benz V250 Avantgarde Line, fitur-fitur barunya banyak yang tidak terlihat karena fungsinya lebih mengarah ke konektivitas dan keselamatan, bukan untuk estetika atau gaya.
Fitur baru yang paling penting yang sudah dimiliki oleh MPV rakitan Spanyol ini ialah Mercedes-Benz User Experience (MBUX). Ini merupakan sebuah teknologi konektivitas khas Mercedes-Benz masa kini, yang bisa kita manfaatkan untuk pengaturan hiburan atau konektivitas dengan hanya menggunakan perintah suara dengan frasa kunci ‘Hey Mercedes’.
Seperti umumnya Mobil Mercedes-Benz masa kini, interior V250 Avantgarde Line juga dibekali dengan ambient light. Tapi sayangnya, ambient light di mobil ini hanya memiliki tiga pilihan warna, yakni putih, biru, dan kuning. Ini tentu jauh lebih sedikit dari mobil Mercedes-Benz lainnha yang punya pilihan ambient light hingga 64 warna.
Di samping ambient light, V250 Avantgarde Line juga punya pilihan mode berkendara, yang lagi-lagi jumlahnya lebih sedikit daripada kebanyakan mobil Mercedes-Benz lainnya. Adapun pilihan mode berkendara yang dimiliki oleh V250 Avantgarde Line ialah Comfort, Sport, dan Manual.
Soal pilihan mode berkendaranya yang lebih sedikit, kami bisa memakluminya. Pasalnya, V-Class bukanlah sebuah mobil yang diperuntukkan untuk memenuhi kepuasan berkendara, sehingga ia tak perlu memiliki banyak pilihan mode berkendara.
Saat kita mengatur pilihan warna ambient light atau mode berkendara, detailnya akan terpampang di head unit yang sekarang memiliki ukuran 10.25 inci. Head unit ini memiliki dimensi yang lebar, dan pastinya bisa di juga bisa di atur lewat layar sentuh.
Begitu selesai mengeksplor fitur-fitur baru pada V250 Avantgarde Line, kita langsung kembali disadarkan dengan usia sebenarnya dari mobil ini. Karena setir serta model instrument cluster yang digunakannya, masih sama seperti yang digunakan dengan model-model V-Class W447 terdahulu. Bahkan, mobil ini masih menggunakan anak kunci untuk menyalakan dan mematikan mesinnya.
Rasa Berkendara
Biasanya, sebelum mengendarai sebuah MPV yang gambot, kami tak menaruh ekspektasi apapun terhadap rasa berkendaranya. Karena seperti yang kami sebutkan tadi, MPV bongsor seperti V-Class ini bukanlah mobil yang diperuntukkan buat memuaskan hasrat berkendara.
Tapi, ceritanya menjadi berbeda setelah kami duduk di balik kemudi V250 Avantgarde Line. Secara mengejutkan, posisi mengemdudinya terasa sangat nyaman dan ergonomis. Bukan hanya karena posisinya yang tinggi, tapi itu juga dikarenakan setirnya yang tertletak persis di garis lurus.
Kejutan akan rasa berkendara V250 Avantgarde Line berlanjut saat kami tahu kalau mobil ini punya radius putar yang kecil, yang sangat membantu kami saat melakukan parkir atau putar balik.
Membahas soal teknis, MPV premium ini dipersenjatai mesin berkapasitas 1.991 cc empat silinder segaris dengan turbo yang mempunyai tenaga sebesar 211 dk di 1.800 – 4.000 rpm, dan torsi 350 Nm pada 5.500 rpm. Tenaga dan mesin tersebut disalurkan ke roda belakang melalui transmisi otomatis sembilan percepatan.
Meski di atas kertas punya tenaga dan torsi yang tampak mumpuni, namun saat dijalankan, performanya hanya terasa cukupan. Di putaran bawah, keluaran tenaganya terasa biasa saja, hanya sebatas cukup untuk menjalankan mobil ini di kecepatan rendah.
Namun begitu masuk ke kecepatan tinggi, barulah mesinnya menunjukkan kebolehannya. Jantung pacunya mampu mengeluarkan tenaga secara terus menerus dan sangat halus. Makanya, begitu mencapai kecepatan 100 km/jam, tetap sama sekali tak ada sensasi performa yang menjambak layaknya sedan atau crossover.
Menilik besaran tenaga dan torsinya yang harus menghela bobot yang berat dari V250 Avantgarde Line, namun bisa berakselerasi dengan cukup sigap di kecepatan tinggi, tentu saja membuat konsumsi BBM-nya tak bisa dibilang irit. Tapi untuk masalah konsumsi BBM, itu bukanlah suatu hal yang terlalu krusial buat konsumen V-Class yang biasanya tak ambil pusing soal itu.
Kesimpulan
Dari semua ubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh Mercedes-Benz untuk V-Class, tampak bahwa mereka memang fokus untuk meningkatkan sektor kenyamanan demi memanjakan penumpang baris kedua.
Soalnya, di luar penyempurnaan yang dilakukan pada bangku baris kedua, ubahan-ubahan yang ada pada V250 Avantgarde Line ini terbilang biasa saja. Bahkan bisa dibilang ia terlambat dalam mendapatkan fitur-fitur atau teknologi yang menjadi standar pada sebuah Mercedes-Benz modern.
Di penghujung tahun ini, Mercedes-Benz V250 Avantgarde Line dibanderol seharga Rp 1.865 miliar off the road, yang jika dikonversikan ke dalam on the road, akan menjadi Rp 2.051.5 miliar.
Di kelasnya, V-Class tidak sendirian. Saat ini, ada All New Toyota Alphard dan All New Lexus LM yang menjadi penantang beratnya. Apalagi, kedua rival V-Class tersebut sama-sama baru berganti generasi, sehingga tentunya, mereka tampil dalam kondisi yang lebih segar dalam banyak aspek.
Ditambah lagi, Toyota Alphard dan Lexus LM sama-sama memiliki varian hybrid yang tentunya lebih hemat BBM. Untuk Alphard, varian tertingginya yang sudah mengusung teknologi hybrid, punya harga yang lebih murah hampir Rp 400 juta dari V250 Avantgarde Line.
Kondisi Mercedes-Benz V250 Avantgarde Line yang harganya sudah mencapai Rp 2 miliar, namun tampilannya tidak lebih segar dari Toyota Alphard dan Lexus LM, tidak punya varian hybrid sehingga tidak sehemat kedua MPV mewah asal Jepang tersebut, tentu bisa membuat sebagian orang akan berpikir dua kali jika ingin meminang V-Class.
Namun di balik beberapa hal yang menjadi kompromi tersebut, ada satu hal yang pasti akan didapatkan apabila kita meminang V-Class, yakni soal cita rasa berkendara, pengalaman, dan gengsi dari nama besar Mercedes-Benz, yang tak bisa didapatkan dari para pesaingnya. (GO/Gie)