GARDUOTO – Tidak sedikit pemotor di Indonesia yang punya kebiasaan untuk mengajak anak mereka berkendara dengan sepeda motor. Hal ini sah-sah saja untuk dilakukan. Tapi jika lengah, maka malapetaka bisa terjadi.
“Mengajak anak berkendara di sore hari ataupun pagi jadi pemandangan umum biasanya banyak dilakukan masyarakat di pemukiman. Sayangnya banyak keteledoran dilakukan,” papar Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (WMS), dalam keterangan tertulisnya.
Agus memaparkan beberapa keteledoran yang sering dijumpai saat membonceng anak. Pertama, mengabaikan penggunaan alat keselamatan vital yaitu helm dengan alasan hanya berjalan jalan dekat.
Kedua, tidak memperhatikan saat membonceng anak seperti di didepan tanpa perlindungan helm dan pakaian yang aman. Ketiga, mengabaikan kemampuan anak beradaptasi saat dibonceng karena masih terlalu kecil atau mengantuk.
Keempat, selain berjalan dekat, sering juga ditemui pengendara yang membawa anak dengan rute perjalanan yang jauh seperti musim mudik lebaran. Terakhir, membonceng lebih dari satu anak.
“Mengabaikan beberapa kondisi diatas sangat rentan undang petaka khususnya bagi anak. Bijaksana dan selalu cari aman ketika memutuskan mengajak anak dengan motor,” jelas Agus.
Berdasar alasan di atas, Agus menjelaskan lebih lanjut bahwa memahami kemampuan anak untuk siap di bonceng adalah syarat utama sebelum memutuskan berkendara dengan anak.
Tidak peduli seberapa dekat, kondisi tidak menentu pemicu celaka wajib diantisipasi dengan perlengkapan aman berkendara. Pastikan anak tidak mengantuk saat dijalan dan usahakan anak yang dibonceng minimal telah mampu duduk dibelakang pengendara dengan baik.
“Dua hal, selain jaga keselamatan diri anak, sikap peduli pengendara nantinya akan menjadi satu pelajaran dan pengalaman bagi anak kelak saat menjadi pengendara terkait standar berkendara aman. Tetap cari aman di jalanan,” tutupnya. (GO/Gie)