GARDUOTO – Pada gelaran Star Drive 2023 di Mall Senayan City yang dimulai pada Kamis (15/6/2023) lalu, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) merilis empat mobil baru sekaligus. Dua dari empat diantaranya adalah mobil listrik, yakni EQA dan EQB.
Mercedes-Benz EQA adalah mobil listrik yang berbasis dari GLA generasi kedua. Sementara EQB mengambil basis dari GLB. Artinya, sepasang mobil listrik baru Mercedes-Benz ini sama-sama berjenis SUV.
Namun, Mercedes-Benz EQB terasa lebih istimewa karena ia merupakan SUV seven seater full listrik pertama yang dijual di Indonesia. Tidak hanya dari genre yang sama, EQA dan EQB ternyata punya cukup banyak kemiripan, baik dalam hal teknis maupun detail.
Dalam hal teknis, kedua mobil listrik yang didatangkan langsung dari Jerman ini sama-sama dibekali baterai berkapasitas 66.5 kWh. Dengan waktu pengisian baterai hanya
30 menit bila menggunakan mode DC charging 100 kW. Dinamo elektriknya menghasilkan tenaga 190 dk yang tersalurkan ke roda depan.
Baterai dari kedua mobil full elektrik ini sama-sama ditanamkan di bawah bodi. Uniknya, bagian kap tetap berisi layaknya mobil bermesin konvensional. Tentu isi dari kapnya bukanlah mesin, melainkan perangkat dari kelistrikan mobil, serta cairan.
Kendati mengadopsi baterai, dinamo elektrik, tenaga, dan penggerak yang sama, namun untuk masalah jarak tempuh, EQA dan EQB tidaklah sama. Pada EQA dapat menempuh jarak hingga 486 km, sedangkan untuk EQB sedikit lebih rendah dengan jarak 448 km.
Selisih total jarak tempuh antara keduanya yang sebanyak 38 km itu disebabkan karena EQB memiliki bodi yang lebih besar daripada EQA, sehingga otomatis berdampak pada
bobotnya yang lebih berat daripada saudaranya itu.
Beralih ke detailnya, baik EQA dan EQB sama-sama mengusung bahasa desain khas mobil listrik Mercedes-Benz, di mana mereka memiliki model headlamp yang mirip, dan lampu
belakang yang menyatu dengan reflektor yang ada di tengah.
Ban yang dipakai oleh dua SUV listrik ini sama-sama bermerek Bridgestone dengan tipe Turanza. Namun yang cukup menarik, ukuran pelek yang dipakai oleh EQB justru lebih
kecil daripada EQA. Ukuran pelek EQB adalah sebesar 18 inci, sedangkan EQA 19 inci.
Masuk ke kabinnya, kesan yang diberikan antara keduanya berbeda. Kabin EQA terasa lebih segar dan atraktif berkat pemilihan warna two tone pada joknya. Adapun warna
jok yang dipakai pada EQA ialah kombinasi antara hitam dan rose gold.
Satu hal yang cukup unik, kisi AC EQA juga dilaburi dengan warna rose gold. Selain berbeda dari yang lain, hal ini juga memberikan kesan aura yang positif dan berwarna
saat kita masuk ke kabin EQA.
Pindah ke EQB, rasanya sama saja dengan GLB, mulai dari desain, hingga warna interior. Meski terkesan monoton, di sisi lain, kesamaan ini bisa membuat kita, terutama yang pernah mengemudikan GLB, bisa beradaptasi secara mudah saat hendak berkendara dengan EQB.
Walau kesan yang disuguhkan pada kabinnya berbeda, tapi EQA dan EQB sama-sama sudah dilengkapi dengan panoramic sunroof sebagai standar. Adanya fitur ini tentu bisa
semakin menguatkan aura premium dari keduanya, serta memberikan rasa lapang di kabin.
Untuk pilihan varian, Mercedes-Benz hanya menyediakan satu pilihan saja untuk EQA dan EQB. EQA hanya tersedia dalam pilihan varian 250 Electric Art Line, sementara EQB
disuguhkan dalam trim 250 Progressive Line.
Terakhir untuk masalah harganya, jelas beda. Mercedes-Benz membanderol EQA Electric Art Line seharga Rp 1.54 miliar, dan harga EQB 250 Progressive Line dipatok lebih mahal di angka Rp 1.655 miliar. Harga yang tercantum masih dalam format off the road. (GO/Gie)