GARDUOTO – Nissan Leaf memang bukan mobil listrik yang paling baru yang ada di Indonesia. Sebab, Leaf sudah ada di Tanah Air sejak 2020 lalu. Berselang dua tahun kemudian, atau di akhir 2022, Nissan melakukan facelift untuk mobil listrik kebanggaannya ini.
Namun, facelift yang dilakukan masih sebatas di eksteriornya saja. Meski facelift yang didapatkannya terbilang minor, namun Nissan mengkompensasinya dengan penambahan sedikit fitur baru untuk Leaf.
Berkat penyegaran dan penambahan fitur, alhasil Leaf menjadi makin menarik secara visual, semakin lengkap fiturnya, dan tetap kompetitif diantara mobil-mobil listrik lainnya.
Eksterior Makin Atraktif
Selain mengubah detail, Nissan juga melakukan permainan kombinasi warna baru pada eksterior Leaf facelift. Alhasil, sekarang Leaf jadi punya pilihan warna yang segar dan atraktif.
Contohnya, unit test yang kami pakai adalah warna putih yang bagian atap dan spionnya dicat dengan kelir biru dongker. Perpaduan warna yang netral dan gelap ini menurut kami membuat visualnya jadi semakin keren dan berbeda dari kebanyakan mobil.
Lantas, detail-detail baru yang ada di eksteriornya terdapat pada logonya yang sudah memakai logo terbaru Nissan, dan pelek dengan motif baru berwarna dominan hitam dengan ukuran 17 inci.
Kendati ubahan di eksteriornya hanya mencakup kombinasi warna dan motif pelek baru, tapi bagi kami hal itu sudah cukup untuk membuat tampilan luarnya tetap segar dan atraktif.
Interior Masih Sama
Beda halnya seperti di eksterior, interior Nissan Leaf facelift bisa dibilang hampir tak ada ubahan berarti. Desain, detail, hingga warna interiornya masih sama seperti model sebelumnya.
Satu hal yang paling baru yang ada di kabin Leaf facelift ialah spion tengahnya yang bisa beralih fungsi menjadi dash cam. Sebelumnya, fitur ini hanya bisa ditemukan pada Nissan Terra.
Biarpun penyegaran di kabinnya sangat minim, tapi kami menilai kalau interior Nissan Leaf facelift masih belum termakan zaman dan cukup mahal. Soalnya, beberapa bagian di kabinnya dilapis dengan material kulit.
Jarak Tempuh dan Pengecasan
Jarak tempuh merupakan suatu hal yang sangat krusial pada sebuah mobil full elektrik. Untuk parameter ini, bisa dibilang Nissan Leaf bukanlah yang terbaik atau superior.
Menurut klaimnya, dengan baterai 100%, Leaf bisa berjalan hingga sejauh 300 km. Tapi fakta di lapangan yang kami temukan, dengan baterai penuh, jarak tempuhnya masih di bawah klaimnya.
Fakta tersebut memang cukup mengejutkan, apalagi jika mengingat mobil yang berstatus CBU dari Jepang ini memiliki baterai yang tidak kecil, yakni 40 kWh.
Selama melakukan pengetesan, kami selalu mengisi dayanya lewat home charging yang menggunakan wall box dengan kapasitas listrik 2-AC dengan daya sekitar 6,6-7,4 kW.
Lewat metode pengecasan tersebut, setelah mengecas selama dua jam setengah, kapasitas baterai bertambah sebanyak 25%. Sedangkan untuk pengecasan dari 40% hingga penuh, memakan waktu sekitar lima jam.
Rasa Berkendara
Jika berpatokan pada dimensinya, maka Nissan Leaf ini tergolong sebagai sebuah Medium Hatchback. Sewajarnya sebuah Medium Hatchback, Leaf mampu memberikan sensasi berkendara yang menyenangkan.
Itu karena ia mempunyai posisi mengemudi yang nyaman, serta feedback setir yang cukup akurat. Handling-nya juga tidak mengecewakan, walau memang bantingan suspensinya jadi tumbalnya.
Satu hal lagi yang menambah keasyikan dan kenyamanan berkendara Nissan Leaf ialah kekedapan kabinnya. Suara kendaraan di luar mampu diredamnya dengan sangat baik, sehingga menghasilkan keheningan dan ketenangan di dalam kabin.
Kesimpulan
Penyegaran yang dilakukan Nissan terhadap Leaf mungkin memang terbilang sedikit. Namun bagi kami, apa yang dilakukan Nissan itu sudah cukup.
Kombinasi warna eksterior dan pelek bermotif baru yang diaplikasikan, kami nilai sudah cukup untuk membuat eksterior Leaf facelift tetap tampak segar dan atraktif.
Spion tengahnya yang bisa diubah menjadi dash cam juga mempunyai fungsi yang cukup penting saat kita berada di lalu lintas yang padat. Walau memang, fitur seperti itu bukanlah lagi sesuatu hal yang baru atau mutakhir.
Rasa berkendaranya pun juga menyenangkan berkat handling-nya yang mumpuni dan kabinnya yang kedap, meski ada hal yang harus dikorbankan berupa bantingan suspensinya yang kaku.
Terakhir yang menjadi catatan kami adalah jarak tempuhnya yang masih kurang dari 300 km. Andai Nissan bisa menambah jarak tempuh Leaf, kami yakin mobil ini akan kembali naik pamornya, dan bisa membuat mobil listrik dari merek lain bakal gigit jari. (GO/Gie)