GARDUOTO – Hyundai Stargazer mungkin bisa dibilang sebagai Low MPV yang paling menyita perhatian di 2022 lalu. Beruntung, di awal kemunculannya, kami sudah dua kali
menjajal mobil ini, yakni di pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat, dan di Surabaya – Malang – Solo, dalam rangkaian media test drive.
Meski sudah dua kali menjajal Stargazer, namun kami masih merasa belum sepenuhnya mengetahui potensi sebenarnya yang dimiliki oleh Low MPV terkini Hyundai ini.
Maka itu, kami pun kembali melakukan pengetesan pada Stargazer. Kali ini, kami berfokus untuk melakukan pengetesan dalam kota, yang mensimulasikan penggunaan sehari-hari.
Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, berikut adalah hasil review kami mengenai Hyundai Stargazer untuk pemakaian dalam kota, yang ternyata cukup mengesankan.
Eksterior Berkarakter
Sebelum membahas soal rasa berkendaranya, tak ada salahnya untuk sedikit membicarakan soal eksteriornya. Salah satu hal yang membuat Stargazer berhasil mencuri
perhatian banyak orang saat awal kemunculannya adalah karena desainnya yang dinilai cukup nyentrik dan futuristis.
Penilaian tersebut terasa tak berlebihan karena Stargazer memiliki desain yang nyentrik di bagian depan dan belakangnya. Di depan, MPV terkecil Hyundai ini memiliki wajah yang mirip dengan Staria. Sementara di belakangnya, ia tampil mencolok dengan lampu belakang dan reflektor yang membentuk huruf ‘H’.
Seiring berjalannya waktu, desain keseluruhan dari Stargazer terbukti memang memiliki karakter. Karena saat dilihat dari jauh pun, semua orang pasti akan langsung bisa mengenal Stargazer. Walau tak bisa dipungkiri juga, masih ada orang yang merasa kurang cocok dengan desain Stargazer.
Interior Cukup Atraktif
Masuk ke kabinnya, kita langsung disambut dengan desain dasbor yang membulat. Lagi-lagi, ada yang menyukai, dan ada pula yang kurang suka dengan desain dasbornya. Meski
begitu, dasbornya memiliki banyak kompartemen terbuka, sehingga membuatnya memiliki kepraktisan yang tinggi.
Interiornya sendiri juga tak terkesan murahan karena seluruh joknya dan setirnya dibalut kulit, serta bagian atas dasbor penumpang memakai material empuk, dan dasbornya juga memiliki aksen ala aluminium yang memberikan kesan mahal.
Di malam hari atau kegelapan, suasana interiornya jadi semakin menyenangkan berkat adanya ambient light yang berwarna biru. Tapi sayangnya, warna ambient light di kabin Stargazer hanya ada satu dan tidak bisa diganti-ganti.
Kendati demikian, adanya ambient light satu warna di kabin Hyundai Stargazer tetaplah menjadi sebuah hal yang positif. Karena fitur yang tampak sederhana ini, bisa memberikan kesan yang lebih menyenangkan dan premium di kabinnya.
Performa Kuat dan Halus
Di atas kertas, Hyundai Stargazeralus memiliki performa di atas rata-rata mobil sekelasnya. Lantas saat dijalankan, memang benar bahwa Stargazer memiliki performa yang lebih apik daripada kompetitornya.
Di tarikan bawah, keluaran tenaga Stargazer memang terasa biasa saja, namun ketika sudah mencapai kecepatan menengah hingga tinggi, barulah keluar kemampuan sesungguhnya dari mesin yang diusung Stargazer.
Sewaktu kami memacunya di jalan tol dengan kecepatan di atas 60 km/jam, terasa kalau mesin Stargazer mampu memuntahkan tenaga secara halus dan kosnisten. Lalu saat
kami butuh tenaga lebih untuk berakselerasi lebih cepat, mesinnya bisa mengeluarkan tenaganya dengan cepat, dan tetap halus.
Lantas, saat kami menjaga kecepatannya secara konstan di 100 – 110 km/jam, tidak ada getaran atau raungan suara mesin yang terasa di dalam kabin, dan mesinnya pun juga
konsisten bermain di putaran yang relatif rendah.
Memiliki tenaga yang besar dan performa yang kuat, tak lantas membuat Stargazer jadi boros BBM. Saat kami mengetesnya di rute kombinasi, kami mendapatkan konsumsi BBM
di angka 1:15.5 km/liter.
Memang, angka tersebut masih kalah dari Mitsubishi Xpander atau Toyota Avanza yang bisa mendapat 1:16 km/liter untuk parameter yang sama. Tapi mengingat Stargazer
memiliki performa yang lebih kencang dari kedua pesaingnya itu, maka angka 15.5 km/liter itu tetap tergolong hemat.
Terbukti Nyaman
Pada dua pengetesan sebelumnya, Stargazer yang kami naiki selalu berisikian tiga orang penumpang. Kali ini, kabinnya kami isi penuh sebanyak tujuh orang dewasa untuk
mengetahui kenyamanannya yang sesungguhnya.
Rasanya tidak ada perbedaan signifkan dalam hal kenyamanan saat kabin Stargazer diisi tiga orang penumpang atau penuh. Bantingan suspensinya tetap nyaman dan stabil, bahkan untuk penumpang di bangku baris ketiga sekalipun.
Buktinya saat melewati jalan yang berlubang atau permukaannya buruk, penumpang di bangku baris ketiga tetap merasa nyaman dan tak pernah mengeluh seperti terlempar atau terombang-ambing.
Kemudian yang terpenting, penumpang di bangku baris kedua terasa dimanjakan karena mereka mendapatkan legroom dan headroom yang lapang, yang membuat mereka betah di dalam perjalanan.
Kesismpulan
Lambat laun seiring berjalannya waktu, Hyundai Stargazer membuktikan dirinya bahwa ia adalah sebuah Low MPV yang berkarakter. Bukan karena hanya desain luar dalamnya
yang terbilang nyentrik, tapi sensasi berkendaranya pun juga memang berbeda dari Low MPV jepang yang menjadi pesaingnya.
Tenaganya yang besar dan dipadukan dengan kinerja transmisi yang halus, membuatnya jadi nyaman untuk dikendarai. Terlebih di jalan tol di mana kita bisa memacunya
di kecepatan yang lebih tinggi, namun tetap memberikan kehalusan berkendara yang baik.
Kenyamanannya juga jempolan, dan itu sudah terbukti saat kami mengisi kabinnya hingga penuh dengan membawa tujuh orang penumpang dewasa. Kenyamanan dan bantingan
suspensinya yang empuk ini rasanya layak untuk disebut sebagai salah satu yang terbaik di kelasnya.
Pada akhirnya, bisa kita simpulkan bahwa Hyundai Stargazer adalah sebuah Low MPV yang berkarakter, karena ia punya beberapa kelebihan yang tak ditemukan pada rival sekelasnya.
Biarpun harus diakui juga, ada beberapa hal yang menjadi karakter Stargazer yang bersifat subjektif, yang baik buruknya dinilai berdasarkan selera dan pendapat masing-masing. (GO/Gie)