GARDUOTO – Seperti yang kita ketahui, saat ini pemerintah tengah mewacanakan untuk memberikan subsidi buat motor listrik sebesar Rp 7 juta. Namun, belum diketahui kapan pastinya wacana itu akan direalisasikan.
Di tengah kepastiannya yang belum jelas, salah satu brand motor listrik, ECGO EV, mencuri start kebijakan subsidi Rp 7 juta tersebut untuk kedua produknya, yakni ECGO 5 dan ECGO 3.
Tidak main-main, brand asal China ini bahkan berani menggelontorkan subsidi sebesar Rp 70 miliar untuk 10,000 pelanggan pertamanya. Selain subsidi Rp 7 juta, ECGO EV Moto juga telah membangun sebuah ekosistem yang diharapkan dapat mendukung masyarakat lebih lagi untuk beralih ke motor listrik.
Pertama, konsumen punya pilihan untuk membeli motor listrik dengan sistem langganan baterai (subscription) daripada beli putus. Konsumen juga dapat menukar motor lamanya (trade-in) dan nilai jualnya dapat digunakan sebagai uang muka atau dijadikan sebagian dari jumlah pembayaran.
ECGO EV Moto juga menggandeng beberapa mitra lembaga pembiayaan kendaraan untuk menyediakan program cicilan dan memberi kemudahan pada konsumen yang ingin memiliki motor listrik.
Ditambah lagi dengan pasar motor listrik di Indonesia yang saat ini didominasi oleh inovasi swap baterai, pihak dari ECGO EV Moto percaya bahwa perusahaan memiliki keunggulan dengan motor listriknya yang memakai sistem cas dimana saja, kapanpun saja.
Model pengecasan motor listrik ECGO tidak bergantung dengan ketersediaan swap station yang membutuhkan dana besar dan waktu yang lama untuk ekspansi.
“Sistem swap baterai tidak nyaman dan tidak menguntungkan bagi para konsumen. Berat baterai yang digunakan sistem swap tidak bisa terlalu besar ataupun berat, sehingga berdampak pada kecepatan dan jarak yang dapat ditempuh.”
“Konsep baterai ECGO dirancang sebagaimana dapat digunakan untuk aktivitas sehari penuh tanpa harus dicas. Masyarakat rata-rata menempuh jarak sekitar 50km per hari. Kalau untuk ojol, kira-kira 100 sampai 150 km per hari,” ujar Gary Prawira, COO dan Co-Founder ECGO EV Moto, Jumat (3/2/2023).
Gary menambahkan, dengan sistem swap, pengguna motor hanya dapat menempuh 50 km dan harus menyisakan 10 km untuk mencari swap station terdekat.
Artinya, komunitas ojol harus swap baterai setidaknya tiga kali sehari. Sedangkan dengan ECGO dapat menempuh jarak 160km tanpa harus mengisi daya.
Motor listrik ECGO didukung oleh ECGO SmartApp dimana pengguna dapat menggunakan aplikasi untuk memeriksa riwayat perjalanan, kecepatan, penggunaan total kilometer, status baterai, dan jejak lokasi.
Dengan ini para pengguna yang berlangganan baterai juga dapat mengisi pulsa, mengecek saldo rekening dan riwayat pembelian melalui aplikasi tersebut.
Dengan subsidi yang diberikan dan berlangganan baterai, kini harga motor listrik ECGO 5 menjadi Rp 9.1 juta dan ECGO 3 Rp 12.7 juta off the road. Preorder untuk motor listrik ECGO akan dibuka untuk 1000 unit di tahap pertama dimulai besok dari jam 21:00 WIB melalui situs ECGO di www.ecgoevmoto.com. (GO/Gie)