GARDUOTO – Berkendara di jalan raya pasti tak bisa dilepaskan dari potensi bahaya yang selalu mengintai kita di manapun. Maka itu, teori berkendara aman harus selalu diterapkan supaya kita bisa terhindar dari celaka.
Pentingnya pemahaman soal berkendara yang aman wajib tumbuh awal dalam diri pribadi pengguna jalan, khususnya pengendara roda dua yang lebih dari 50% mendominasi kepadatan jalan raya.
“Hati- hati dan selalu waspada, adalah hal utama yang harus dimiliki pengguna jalan raya khususnya pengendara motor. Kecelakan tidak hanya potensial dari kondisi jalanan, tidak jarang angka kecelakaan lebih banyak disumbang dari faktor kelalaian pengendara itu sendiri,” papar Agus Sani, Head of Safety Riding PT Wahana Makmur Sejati (WMS), dalam keterangan resminya.
PT WMS sendiri juga memiliki semangat dan perhatian khusus untuk penyebaran paham dan sadar safety riding. Penyebarluasan pengetahuan teori hingga praktek yang diberikan juga menitik beratkan kepada pribadi setiap orang.
“Jangan menggantungkan keselamatan diri di jalan pada pengendara lain, peraturan atau keadaan sarana jalan. Awali setiap memutar starter kunci motor Anda dengan rasa hati-hati, waspada, dan ingat untuk lebih mementingkan keselamatan diri,” tukas Siswanto, Senior Safety Riding Promotion PT WMS.
Sebelum berangkat, persiapkan diri mulai dari perlengkapan berkendara dan kondisi motor yang fit. Saat memasuki jalan raya yang padat, kita harus meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan.
Jaga kesantunan dan kepatuhan norma berkendara, Selalu mengawasi dan mengontrol seluruh prilaku dan karakter pengguna jalan raya yang dekat dengan kita. Kewaspadaan ini diperlukan untuk gerakan antisipasi reflek dengan kejadian di kondisi jalan.
Pastikan penggunaan keselamatan berkendara internal motor seperti kaca spion, penggunaan lampu sinyal, dan alat komunikasi antar pengendara melalui klakson. Layaknya tim basket yang tengah dikunci lawan, gunakan mode defensive untuk mengukur dan ikuti irama permainan lawan.
“Seni bola basket defensive bukanlah hal baru. Dikembangkan awal pada edukasi pengemudi roda empat, namun tidak ada salahnya menerapkan mode bertahan ini pada pengendara motor,” tutup Agus. (GO/Gie)