GARDUOTO – Selain memperlihatkan secara langsung Stargazer, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) juga memberikan kesempatan kepada kami untuk menjajal Low MPV terbaru mereka. Kesempatan inipun kami gunakan untuk mengendarai sekaligus merasakan impresi jadi penumpang di bangku baris kedua Hyundai Stargazer.
Memang, pengetesannya hanya dilakukan di sekitaran area pabrik Hyundai di Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Meski begitu, kami sudah bisa mendapatkan gambaran besar tentang rasa berkendara Stargazer, serta menilai kenyamanan dari sisi penumpang bangku baris keduanya.
Posisi berkendara khas Low MPV masa kini langsung kami rasakan saat duduk di bangku pengemudinya. Itu karena Stargazer mempunyai posisi mengemudi yang cukup tinggi dengan visibilitas ke depan yang luas.
Setir yang dapat diatur tilt dan telescopic serta jok pengemudi yang dapat diatur ketinggiannya juga semakin memudahkan kita untuk mendapatkan posisi mengemudi yang pas dengan postur tubuh kami.
Selesai dengan pengaturan posisi mengemudi, kamipun mulai berjalan. Hal pertama yang kami rasakan adalah, Stargazer mempunyai bobot setir yang lebih berat dari para pesaingnya. Efeknya, Stargazer jadi terasa lebih mantap saat dibawa bermanuver.
Menggunakan transmisi IVT, membuatnya bisa menyalurkan tenaganya secara halus. Bukti nyatanya, saat kami berjalan di kecepatan 50-60 km/jam, putaran mesinnya konsisten bermain di bawah 1.500 rpm.
Namun saat kami geber hingga kecepatan 100 km/jam, mesinnya terasa membutuhkan sedikit effort untuk bisa berlari sekencang itu. Dari sini, kita bisa menilai bahwa performa Stargazer lebih berorientasi pada kehalusan ketimbang tarikan yang enteng.
Lantas untuk akomodasi bangku baris kedua, boleh dibilang poin inilah yang menjadi salah satu kekuatan terbesar Hyundai Stargazer, sebab kelegaannya sangat impresif.
Saat kami yang berpostur 175 cm duduk di belakang bangku pengemudi yang sudah disesuaikan dengan tinggi badan kami, terdapat legroom sebanyak sembilan jari dan headroom yang sangat melimpah.
Melimpahnya headroom baris kedua Stargazer dikarenakan joknya diposisikan lebih rendah. Di samping menghasilkan headroom yang amat lega, dampak lainnya adalah posisi duduk di baris keduanya pun juga terasa rendah, namun tetap nyaman dan rileks.
Untuk soal bantingan suspensinya, kami belum bisa berbicara banyak soal hal ini karena minimnya ragam medan jalan yang ada saat pengetesan. Namun jika hanya untuk melewati jalan beton, bantingan suspensinya terasa empuk.
Overall, Hyundai Stargazer berhasil memberikan impresi awal yang mengesankan buat kami, terutama soal akomodasi bangku baris keduanya yang istimewa. (GO/Gie)