GARDUOTO – Di sela-sela pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 lalu, kami berkesempatan untuk melakukan first drive Hyundai Ioniq 5.
First drive Hyundai Ioniq 5 ini kami lakukan di sekitaran lingkungan JIExpo, Kemayoran, Jakarta Utara, dan melewati sebagian Jl. H. Benyamin Suaeb.
Meski pengetesannya dilakukan hanya dalam jarak dekat dan waktu yang terbatas, tapi setidaknya kami sudah bisa merasakan beberapa poin pentingnya, seperti kenyamanan, kelegaan, handling, dan performa.
Seperti apa impresi kami saat mengendarai mobil listrik rakitan Cikarang ini? Baca terus artikel ini sampai habis.
Posisi Mengemudi Layaknya Mobil Eropa
Hal pertama yang kami lakukan saat berada di balik kemudi Hyundai Ioniq 5 adalah melakukan penyetelan posisi mengemudi. Tidaklah sulit untuk bisa mendapatkan posisi mengemudi yang ideal dengan postur tubuh kita. Sebab, setirnya bisa diatur secara tilt (naik-turun), dan teleskopik (maju-mundur). Selain itu, pengaturan joknya juga sudah elektrik.
Berkat pengaruran setir dan jok yang lengkap, membuat kami merasa nyaman dan rileks selama mengemudi karena ergonomi yang didapatkan sesuai dengan postur kami.
Ergonomi posisi mengemudi Ioniq 5 tidak hanya datang dari posisi mengemudinya saja, tapi juga dari adanya arm rest tengah yang lebar, serta adanya sandaran di door trim.
Jika kondisi lalu lintasnya memungkinkan, kita bisa menyandarkan sikut kita ke arm rest dan sandaran door trim, sehingga membentuk sudut segitiga. alhasil, mengemudi pun jadi semakin santai dan tidak melelahkan.
Kondisi tersebut mengingatkan kami akan posisi berkendara mobil-mobil premium seperti BMW dan Mercedes-Benz. Singkat kata, dari segi posisi mengemudi, Ioniq 5 ini terasa seperti layaknya sebuah mobil Eropa.
Mudah Dikendarai
Jika dilihat dari gambar atau foto, Hyundai Ioniq 5 ini tampak kompak. Tetapi kenyataannya, mobil ini punya dimensi yang cukup besar dan agak lebar. Meski demikian, mobil listrik bergenre Crossover ini mudah dikendarai.
Faktor utamanya adalah karena ia punya radius putar dan bobot setir yang pas, sehingga tidak menyulitkan apabila kita mau memarkirkannya, melewati jalan dengan lebar yang terbatas, hingga putar balik.
Kebetulan, kami sempat mencoba putar balik di jalan yang agak sempit dan terbatas. Hasilnya, Ioniq 5 bisa putar balik dalam sekali percobaan. Hal itu bisa kami dapatkan dengan trik memposisikan mobil agak ke tengah sebelum melakukan putar balik.
Kemudahan mengendarai Ioniq 5 kami yakini akan membuat siapapun bisa dengan cepat beradaptasi dan menguasai mobil ini, sekalipun bagi mereka yang baru bisa mengemudi.
Performa Instan
Dikarenakan terbatasnya waktu, tentu kami tak bisa melakukan pengetesan performa yang mendalam. Namun setidaknya, dalam first drive ini, kami sudah mencoba semua mode berkendara yang ada di Hyundai Ioniq 5.
Terdapat tiga mode berkendara pada Ioniq 5, yakni Eco, Normal, dan Sport. Di mode apapun kita berkendara, semuanya bisa memuntahkan tenaganya dengan instan, khususnya saat kita melakukan kickdown untuk berakselerasi.
Saat berakselerasi di mode apapun, saluran tenaga dari motor listrik ke roda penggerak memang sama-sama terjadi secara instan. Perbedaan dari setiap mode tersebut justru terasa di kecepatan rendah, yang bisa dirasakan dari respons gasnya.
Untuk diketahui juga, Hyundai Ioniq 5 memakai penggerak roda belakang, yang artinya, mobil ini punya manuver yang lebih menyenangkan daripada mobil yang berpenggerak depan.
Benar saja, saat kami melakukan tes akselerasi dari kondisi mobil diam, bokong Ioniq 5 seakan ‘bergoyang’ ketika kita melakukan akselerasi yang kuat dengan menginjak gas dalam-dalam. Itu adalah sebuah hal yang menyenangkan bagi para pengemudi antuasias.
Kabin Sangat Lega
Tidak berlebihan rasanya jika Hyundai membanggakan poin kelegaan pada Ioniq 5, karena kenyataannya memang demikian. Dari luar, Ioniq 5 memang tampak kompak, tapi saat masuk ke kabinnya, kita akan dibuat tercengang dengan kelegaannya.
Saat kami duduk di belakang bangku pengemudi yang setelannya sudah disesuaikan dengan postur tubuh kami yang setinggi 175 cm, kami mendapatkan legroom dan headroom yang sangat melimpah. Belum berhenti di situ, kami juga dibuai dengan busa joknya yang empuk dan sandaran bangku yang rebah, yang memberikan rasa rileks dan nyaman.
Usut punya usut, kelegaan kabin maksimal yang dimiliki oleh Hyundai Ioniq 5 bisa didapatkan berkat penggunaan platform Electric-Global Modular Platform (E-GMP). Pemakaian platform tersebut membuat Ioniq 5 jadi punya wheelbase (Jarak antar sumbu roda) sepanjang 3.000 mm.
Wheelbase yang panjang biasanya akan membuat mobil jadi punya pengendalian yang stabil. Sayangnya, kami belum sempat menguji handling dari Ioniq 5. Tapi, kami sudah merasakan bantingan suspensi Ioniq 5 di jalan aspal, yang ternyata lebih cenderung ke arah kaku.
Kesimpulan
Dari first drive ini, kami berani menilai bahwa dua hal yang sangat menonjol pada Hyundai Ioniq 5 adalah ia mudah dikendarai, dan kabinnya juga sangat lega.
Rasanya, siapapun yang mengendarai Hyundai Ioniq 5, akan bisa cepat beradaptasi dan menyatu dengan mobil ini, bahkan untuk mereka yang baru bisa mengemudi sekalipun.
Kelegaan kabinnya juga terbilang juara, terutama pada legroom baris keduanya. Lapangnya baris kedua Hyundai Ioniq 5 kemudian ditunjang lagi dengan busa jok belakang yang empuk, dan cukup membuai.
Meskipun performa dan kenyamanannya belum kami uji secara mendalam, namun kesan pertama yang kami dapatkan dari Hyundai Ioniq 5 ini sangatlah positif. Sebab, mobil ini mudah dikendarai, lega, dan tentunya punya desain yang atraktif dan futuristis. (GO/Gie)