GARDUOTO – Pada Rabu-Kamis (26-27/1/2022) lalu, kami diundang oleh PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) untuk melakukan test drive Hyundai Creta dalam acara yang bertajuk Media Drive Creta di Bali.
Namanya media test drive, tentu kami tidak dapat melakukan pengetesan yang komprehensif, mengingat terbatasnya waktu dan kami pun juga harus berbagi jatah mengemudi dengan rekan semobil kami.
Tapi di balik keterbatasan itu, selama melakukan test drive Hyundai Creta, kami telah mencoba semua mode berkendara yang dimilikinya, dan kami juga sempat merasakan jadi penumpang belakang. Alhasil, kami jadi tahu seperti apa kenyamanan yang didapatkan jika kita jadi penumpang belakang.
Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, langsung saja kami buatkan hasil ulasan first drive Hyundai Creta. Mengingat ini masih sebatas first drive, maka ulasan kali ini akan lebih berfokus pada rasa berkendara dan kenyamanannya.
Interior Cukup Modern
Sebelum kami menceritakan rasa berkendara dan kenyamanannya, kami ingin ceritakan dulu impresi awal yang kami rasakan soal interior Hyundai Creta, setelah kami mengeksplornya cukup dalam. Sebenarnya, Hyundai Creta punya desain interior yang cukup modern.
Pasalnya, ada beberapa detail dari Compact Crossover ini yang serupa dengan produk terkini Hyundai lainnya. Misalnya setir yang serupa dengan milik Staria, serta instrument cluster digital yang juga sama seperti Staria dan Santa Fe facelift.
Belum berhenti sampai di situ, interior Hyundai Creta juga tampak elegan dan berkelas berkat pemilihan warna hitam untuk kabinnya, dan penggunaan jok berbahahan kulit untuk tipe Prime yang merupakan varian tertingginya. Kesan elegan dan berkelas pada Hyundai Creta Prime juga diperkuat lagi dengan adanya panoramic sunroof yang besar.
Sayangnya, meski Creta memiliki detail yang modern dan aura kabin yang berkelas, namun masih terdapat beberapa material plastik di interior Creta, seperti di dasbor dan door trim. Bahkan kami juga menilai, desain dasbor Creta tampak biasa saja, dan tidak seatraktif milik rival-rivalnya.
Meski demikian, kami tetap bisa mentolerir kekurangan yang ada di kabin Hyundai Creta. Karena pada akhirnya kami sadar bahwa rival-rival Creta juga masih memiliki cukup banyak material plastik di interiornya, dan masalah desain dasbor pun sebenarnya juga bersifat subjektif, alias sesuai selera masing-masing.
Posisi Mengemudi Ideal Mudah Didapat
Selesai mengeksplor detail interiornya, kami pun langsung mengatur posisi mengemudi ideal kami. Asyiknya, kita bisa mendapatkan posisi mengemudi yang ideal dengan mudah, karena pengaturan jok dan setirnya lengkap.
Jok pengemudi Hyundai Creta memang masih manual, namun pengaturannya lengkap, mulai dari kerebahan, maju-mundur, hingga ketinggian. Begitu juga dengan pengaturan setirnya, meski masih manual, tapi ia bisa diatur tilt (naik-turun) dan teleskopik (maju-mundur).
Makanya, berapapun postur tubuh pengemudi Creta, mereka pasti bisa dengan mudah mendapatkan posisi mengemudi yang ideal berkat pengaturan setir dan joknya yang fleksibel dan lengkap.
Pengendaraan Halus
Hyundai Creta dibekali mesin berkapasitas 1.497 cc Smartstream empat silinder segaris yang mempunyai tenaga sebesar 113 dk di 6.300 rpm, dan torsi 147 Nm pada 4.500 rpm. Tenaga dan torsi tersebut disalurkan ke roda depan melalui transmisi IVT.
Menilik tenaga dan torsinya yang rata-rata dengan putaran yang cukup tinggi, tampaknya membuat akselerasi Creta ini tidak agresif, dan kenyataannya pun memang demikian.
Setiap kami melakukan start, baik dalam kondisi stop and go ataupun dari saat mobil diam, salurannya tenaga dan respons gasnya terasa halus, hal tersebut berlaku di semua mode berkendaranya. Walau demikian, bukan berarti bahwa mobil ini punya akselerasi yang lamban.
Dari kecepatan rendah hingga menengah, saluran tenaganya memang terasa halus dan datar. Tapi ketika mobil ini sudah mencapai kecepatan tinggi, barulah keluar kemampuan mesinnya yang sesungguhnya.
Sewaktu kami memacu Creta di kecepatan tinggi, mesinnya terasa tak pernah kehabisan nafas, tenaganya terus mengalir tanpa putus. Meski begitu, mesinnya tetap bekerja dengan halus tanpa ada hentakan ataupun raungan. Hal tersebut pastinya tak lepas dari penggunaan transmisi IVT yang memang dirancang untuk kehalusan berkendara.
Kehalusan kinerja mesin dan transmisi IVT Creta kami buktikan saat kami menggeber mobil terbaru Hyundai ini di jalan Tol Bali Mandara. Di sana, mobil ini sempat kami pacu hingga kecepatan 150 km/jam dengan mode berkendara di Sport. Di kecepatan setinggi itu, putaran mesin sudah berkitir di angka 4.000-an rpm, atau mungkin sudah mencapai putaran mesin
maksimal untuk mengeluarkan torsi tertingginya.
Hebatnya lagi, muntahan tenaga yang tak putus kala menggeber Creta di kecepatan tinggi juga tetap kami rasakan saat mengendarainya di mode Eco. Biarpun mode ini dibuat untuk mengejar kehematan, namun saat kami membawanya di kecepatan di atas 60 km/jam, gasnya tetap terasa responsif, tidak berat seperti pada kebanyakan mobil saat dikendarai di mode Eco.
Bisa Menanjak dengan Sangat Mudah
Belakangan, banyak orang yang meragukan tentang kemampuan mobil berpenggerak depan dalam melahap tanjakan terjal. Isu ini bahkan dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh sebagian orang ketika mereka hendak membeli mobil berpenggerak depan.
Jika Anda ingin membeli Hyundai Creta, maka Anda tak perlu meragukan soal kemampuannya dalam melahap tanjakan terjal, karena mobil ini bisa melewati obstacle itu dengan mudah tanpa perlu usaha yang berlebih.
Kemampuan Creta dalam melewati tanjakan terjal sudah kami uji saat kami berjalan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar menuju Uluwatu. Selama perjalanan, cukup banyak tanjakan yang kami temui. Bahkan kami sempat melewati tanjakan yang cukup panjang dengan kemiringan sekitar 20 derajat.
Ketika kami melewati tanjakan tersebut, kami menaruh mode berkendara di Eco, dan hasilnya Creta bisa melaluinya dengan mudah tanpa perlu kami injak gasnya dalam-dalam, dengan hanya menjaga kecepatan di 20 km/jam, mobil ini sudah bisa menanjak dengan gampangnya. Belum puas sampai di situ, kami pun juga sempat melakukan engine break saat melewati tanjakan, dan saat kami injak gasnya lagi, mobil langsung kembali berjalan tanpa ada efek power loss.
Handling Tidak Mengecewakan
Di samping dibuat untuk fleksibilitas, mobil sejenis Compact Crossover biasanya juga dibuat fun to drive untuk memuaskan para konsumennya yang rata-rata masih berusia muda. Nilai tersebut juga diterapkan oleh Hyundai Creta, mobil ini cukup menyenangkan untuk dikendarai karena ia punya handling yang tidak mengecewakan.
Itu dikarenakan Hyundai Creta mempunyai racikan suspensi yang pas. Bantingan suspensinya tidak keras, dan juga tidak terlalu empuk yang sampai mengayun dan menimbulkan gejala limbung.
Berkat racikan suspensinya tersebut, kami selalu percaya diri setiap melewati tikungan tajam. Bahkan kami juga sempat melakukan manuver belok tajam dengan hanya melepas gas hingga tetap menginjak gas untuk menjaga kecepatan. Rasanya, mobil tetap stabil dan seolah bisa bergerak cepat mengikuti perputaran setir.
Bicara soal setir, respons setir Creta juga masih masuk dalam taraf memuaskan. Bobot setirnya pas, dan feedback-nya juga masih terasa, walau belum sampai terbilang tajam. Kondisi setir yang seperti itu tentu turut memudahkan kita untuk melakukan menyalip kendaraan di kondisi lalu lintas stop and go, putar balik, parkir, hingga bermanuver tajam.
Duduk Belakang Nyaman dan Lega
Seperti yang kami bilang di awal, kami juga sempat menjadi penumpang belakang Hyundai Creta, sehingga kami bisa tahu senyaman dan selega apa kabin belakang dari Crossover yang dirakit di pabrik Hyundai di Cikarang ini.
Waktu kami menjadi penumpang belakang, kami duduk di balik bangku pengemudi yang mempunyai tinggi badan sekitar 172-173 cm, dan kami masih mendapatkan ruang kaki hingga enam jari, dan headroom yang lapang. Kenyamanan duduk di bangku belakang Creta jadi kian lengkap karena bangkunya memiliki kerebahan yang pas.
Tak mau terbuai dengan kelegaannya, kami pun juga merasakan kinerja suspensi Creta saat duduk di belakangnya. Baik itu melewati speed bump atau jalan beton, suspensi Creta mampu meredam guncangannya dengan apik. Kami tetap bisa duduk dengan nyaman dan tenang tanpa merasa seperti terbanting saat melewati jalanan tersebut.
Secara keseluruhan, menjadi penumpang belakang Hyundai Creta terasa menyenangkan karena ia punya ruang kepala dan kaki yang lega, serta ditunjang lagi dengan adanya ventilasi AC khusus yang terletak di balik konsol tengah.
Namun sejatinya, Hyundai Creta ini tidak hanya nyaman untuk penumpang belakang saja, tapi juga untuk seluruh penghuni kabinnya. Selain karena racikan suspensinya yang pas, mobil ini juga punya kekedapan kabin yang patut diacungi jempol. Sekencang apapun kita memacu Creta, tidak akan ada suara angin, ban, hingga mesin yang berlebih dan mengganggu yang menyusup ke dalam kabin.
Kesimpulan
Begitulah hasil first drive Hyundai Creta yang kami lakukan di Pulau Dewata. Meski masih hanya sebatas first drive, tapi kami sudah berhasil menemukan sederet kelebihan yang dimiliki oleh Creta, yang ternyata diluar dugaan.
Sederet kelebihan yang dimiliki oleh Hyundai Creta adalah, ia punya pengendaraan yang halus, racikan suspensinya pas, handling yang tidak mengecewakan, kabinnya kedap, dan bangku barus kedua yang lega dan nyaman.
Satu hal yang kami masih penasaran dari Hyundai Creta adalah mengenai konsumsi bahan bakarnya. Untuk bisa mengetahui itu, tentu kita perlu melakukan pengetesan yang lengkap. Tapi jika melihat spesifikasi yang diusungnya, semestinya Creta mempunyai konsumsi BBM yang hemat. Seberapa hemat? Tunggu saja hasil pengetesan kami. (GO/Gie)