GARDUOTO – Pada April 2022 nanti, pemerintah Indonesia telah menetapkan setiap produksi kendaraan bermotor mesin diesel tipe baru, diwajibkan untuk memenuhi ketentuan baku mutu emisi gas buang standar Euro4.
Menjelang berlakunya standar Euro4 di Indonesia, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) selaku main distributors dan PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) sebagai Agen Pemegang Merek (APM) / pabrik Hino di Indonesia telah melakukan beberapa persiapan.
“Untuk mencapai target emisi gas buang Euro4, setiap kendaraan sebaiknya menggunakan bahan bakar solar dengan minimal Cetane Number 51 dan kandungan sulfur maksimal 50ppm. Ini sejalan dengan pasokan awal Pertamina untuk bahan bakar diesel Euro4 di Oktober 2021.”
“Dimana Hino telah menjalin kerjasama dengan Pertamina bahwa di awal tahun 2022 akan memenuhi kebutuhan bahan bakar kendaraan Euro4, baik untuk pasar domestik maupun ekspor,” ungkap Masahiro Aso, Presiden Direktur HMMI, dalam keterangan resminya.
Ada beberapa komponen tambahan yang diimplementasikan pada kendaraan baru yang diawali dari sistem bahan bakar, Hino membangun mekanisme 3x penyaringan bahan bakar dengan 1 pre-fuel filter dan 2 main filter.
Penyaringan maksimal ini bertujuan memastikan kualitas dan kebersihan bahan bakar. Sehingga proses pembakaran lebih sempurna dan mesin pun akan lebih tahan lama. Supply Pump akan men-supply bahan bakar ke Common Rail system, untuk dinaikkan tekanannya hingga 180-200Mpa.
“Tekanan tinggi bahan bakar dari injector ini, akan memaksimalkan proses penyalaan bahan bakar. Hino juga telah menyiapkaninjector yang telah di-design untuk memiliki ketahanan aus karena tingginya tekanan bahan bakar.”
Penerapan full Diamond Like Coating (DLC) sejak Euro2 common rail engine yang lalu, akan tetap diterapkan pada G4S series injector di engine Euro4. Dimana pada G4S series injector Euro4 ini juga memiliki sistem valve baru yang mampu menghilangkan static dan dynamic leak sehingga konsumsi bahan bakar akan lebih baik,” kata Seno Wirdiyawantoro, Head of Product Planning HMSI.
Pada intake system, disematkan Variable Nozzle Turbocharger (VNT) yang mampu melakukan pengaturan sudut bilah turbin secara otomatis, sehingga mampu menghasilkan kompresi udara lebih banyak ke intake manifold tanpa harus menaikkan putaran mesin.
”VNT ini akan dipadukan dengan kinerja intercooler, yang berfungsi menjaga kepadatan molekul udara yang masuk ke intake manifold, sehingga energi yang dihasilkan dari mekanisme pembakaran akan tetap maksimal. Kerja VNT ini didukung pula oleh perubahan bentuk pada pre-cleaner untuk dapat menyaring dan men-supply udara lebih banyak ke mesin,” tambah Seno.
Hino juga telah menyiapkan sistem kendali emisi di produk Euro4 diantaranya, Exhaust Gas Recirculation (EGR) system untuk menurunkan kadar Nox pada gas buang yang dikenal sangat berbahaya dan dapat mengganggu sistem pernapasan manusia.
Emisi gas buang berbahaya lainnya akan dikendalikan oleh Diesel Oxidation Catalyst (DOC). DOC ini berfungsi mengurai substansi CO menjadi CO2 dan HC menjadi H2O+CO2, sehingga kadarnya dalam gas buang dapat disesuaikan dengan ambang batas yang disyaratkan untuk Euro4.
EGR dan DOC ini disematkan pada engine Hino N04C dan J08E. Sementara engine P11 memiliki Selective Catalytic Reduction (SCR) yang disematkan sekaligus untuk menurunkan kadar Nox, HC dan CO pada gas buang.
Satu lagi hal baru, pada produk Hino Euro4 nanti adalah control system yang seluruhnya terintegrasi dalam ECU, Dimana ECU generasi keempat Hino telah mengintegrasikan ECU dan EDU, sehingga sinkronisasi seluruh sistem kendali pada kendaraan akan lebih baik dan akurat.
“Sistem bahan bakar berkualitas, kendali emisi gas buang yang akurat, dan sistem kendali terintegrasi dengan ECU generasi keempat adalah wujud kesiapan Hino. Kami siap untuk meluncurkan kendaraan Euro4 baik itu Truk dan Bus untuk meningkatkan profitability dan kemudahan bagi bisnis customer”, terang Masato Uchida, Presiden Direktur HMSI. (GO/Gie)