GARDUOTO – Pada semester dua 2019 lalu, PT Garuda Mataram Motor (GMM) menghadirkan VW Tiguan Allspace. Mobil tersebut merupakan generasi kedua Tiguan yang berkonfigurasi tiga baris bangku, dan sudah dirakit di Indonesia.
Karena dirakit di dalam negeri, sudah pasti harga VW Tiguan Allspace jadi lebih murah daripada Tiguan sebelumnya, yang hanya berkonfigurasi dua baris bangku, dan masih berstatus CBU dari Meksiko.
Harga yang semakin murah itu membuatnya jadi makin kompetitif dengan Medium SUV Jepang yang juga bersasis monokok seperti Honda CR-V, Mazda CX-5, dan Nissan X-Trail.
Meski tidak terpaut jauh dari segi harga, namun secara kualitas, tentu saja Tiguan Allspace lebih baik daripada ketiga SUV Jepang yang disebutkan tadi. Kualitas Tiguan Allspace lebih layak untuk disandingkan dengan SUV Eropa yang setingkat di atasnya, ketimbang SUV Jepang berharga hampir Rp 600 juta.
Tanpa perlu berpanjang-lebar lagi, berikut kami buatkan hasil review dari VW Tiguan Allspace. Baca artikel ini sampai habis, supaya Anda bisa tahu seperti apa kualitas dari mobil Eropa yang menyusup ke segmen Medium SUV ini.
Desain Eksterior Tegas
Rasanya tidak sulit untuk menerima desain eksterior VW Tiguan. Sebab, kami menilai desain eksteriornya memiliki banyak garis tegas yang membuatnya tampak maskulin dan berkarakter.
Di samping memiliki banyak garis lurus yang tegas, desain kesuruhan Tiguan juga cenderung mengotak. Bahkan fascia depannya yang meliputi gril dan headlamp, juga dibuat lurus dan mengotak.
Walau domiman dengan desain yang mengotak, namun VW tetap berupaya untuk membuat eksterior Tiguan tampak sporti. Makanya, VW menyematkan roofrail, serta sepasang lubang knalpot pada Tiguan.
Bagi kami, upaya yang dilakukan VW tersebut sudah cukup untuk membuat eksterior Tiguan jadi tampak sporti. Karena pada dasarnya, mobil ini memang punya desain eksterior yang maskulin, yang membuatnya jadi tak memerlukan banyak sentuhan untuk mengeluarkan sisi sportinya.
Kualitas Interior Tak Perlu Dipertanyakan
Meskipun dirakit dalam negeri, namun bukan berarti VW Tiguan Allspace mengalami penurunan kualitas di interiornya. Interior Tiguan Allspace tetap dipenuhi dengan material berkualitas tinggi, khas sebuah mobil Jerman.
Dasbornya memakai material empuk, dengan sentuhan panel hitam di sekitar head unit dan panel dasbor di bagian penumpang. Lingkaran kisi AC-nya juga diberi sentuhan ala aluminium, yang membuat tampilan dasbor secara keseluruhan jadi tampak elegan.
Bicara soal dasbor, kami merasa bahwa VW tampak bermain aman dengan desainnya. Soalnya, desain dasbor Tiguan ini tidak memberikan kesan yang istimewa saat dilihat, namun juga tak bisa dibilang jelek apalagi kuno.
Namun, berkat pemakaian material yang berkualitas tinggi dan adanya kesan elegan, membuat kami jadi bisa dengan mudah menerima desain dasbor Tiguan, dan tidak menganggap ini sebagai sebuah kekurangan.
Lantas, jok kulit yang digunakan tentunya juga berkualitas tinggi dan lembut. Selain karena lembut, hal lain yang membuat joknya jadi nyaman diduduki adalah karena ia punya busa yang empuk, dan mampu menopang badan dengan sempurna.
Tak ketinggalan, setirnya juga dibalut dengan kulit yang sangat nyaman digenggam dan terasa premium. Setir yang dipakai bermodel palang tiga dengan flat bottom yang tidak hanya nyaman digenggam, tapi juga enak dilihat karena punya unsur sporti.
Akomodasi Mumpuni
Bukanlah sebuah keputusan yang salah jika ada pemilik VW Tiguan Allspace yang lebih memilih untuk menggunakan jasa supir dan menikmati mobilnya dari bangku belakang. Sebab, bangku belakang Medium SUV VW ini memang nyaman dan lega.
Kami yang berpostur 175 cm mendapatkan legroom dan headroom yang sangat luas di bangku baris kedua. Sebelum duduk di bangku baris kedua, pastinya kami sudah lebih dulu mengatur posisi mengemudi yang pas dengan postur kami.
Penumpang baris kedua Tiguan Allspace jadi semakin diistimewakan karena mereka dapat mengatur sendiri suhu AC untuk penumpang belakang, serta terdapat pula meja lipat yang hinggap di belakang bangku pengemudi dan penumpang depan.
Tiguan Allspace memang mempunyai tiga baris bangku. Namun, ia lebih cocok disebut sebagai mobil yang berkonfigurasi 5+2 ketimbang seven seater. Itu dikarenakan ruang di baris ketiganya sangat sempit, dan hanya cocok untuk ditempati oleh anak-anak.
Jika jok baris ketiganya tidak dipakai, maka itu bisa dilipat rata lantai dengan pembagian 50:50. Saat kedua bangku baris ketiganya dilipat, itu akan menghasilkan ruang bagasi yang luas dan panjang.
Kapasitas Mesinnya Cuma 1.4 L
Mesin yang diusung VW Tiguan Allspace memang hanya berkapasitas 1.4 L. Meski kapasitasnya terbilang kecil, namun mesin yang dipakai Tiguan Allspace melajukan mobil ini dengan cepat.
Penyebabnya adalah karena mesin tersebut sudah mengadopsi teknologi TSI, yang membuatnya bisa menghasilkan tenaga sebesar 150 dk dan torsi 250 Nm yang sudah terisi sejak putaran bawah.
Tenaga dan torsi tersebut disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis DSG enam percepatan, yang merupakan girboks berteknologi kopling ganda andalan Volkswagen.
Semua perpaduan tersebut membuat Tiguan Allspace mampu memuntahkan torsi yang terasa lebih dari cukup untuk dibawa berjalan di kecepatan rendah. Makanya, jika kita ingin mencapai kecepatan menengah, mobil ini bisa meraihnya dengan cepat dan sangat mudah.
Betapapun impresifnya kinerja mesin TSI pada Tiguan Allspace di putaran bawah, namun ia tetap memiliki karakter khas mesin turbo, yakni lag. Gejala lag pada Tiguan Allspace baru terasa saat kita sedang berakselerasi dari kecepatan menengah menuju tinggi.
Sewaktu gejala lag ini muncul, penyaluran tenaganya seakan tertahan, dan respons gas pun jadi berat meski kita injak lebih dalam. Tapi ketika lag tersebut sudah hilang, Tiguan Allspace langsung bisa melesat dengan cepat, dan tenaganya pun seolah terus berdatangan.
Catatan lain yang kami temukan saat kami membawa Tiguan Allspace berjalan di lalu lintas yang ramai. Ketika melakukan engine brake atau berjalan pelan saat merayap di kemacetan, terasa jelas ada hentakan dari transmisinya.
Kami sangat bisa memaklumi hal tersebut karena memang seperti itulah kinerja transmisi kopling ganda saat dibawa bermacet-macetan. Sistem transmisi seolah ‘berpikir’ untuk menentukan di posisi gigi berapa seharusnya dia berada.
Terlepas dari catatan khas mesin turbo dan transmisi kopling ganda, VW Tiguan Allspace tetaplah sebuah SUV yang sangat menyenangkan untuk dikendarai, terlebih saat mengendarainya di mode Sport.
Di mode Sport, mobil ini terasa seperti mengeluarkan seluruh kemampuannya, karena bobot setir menjadi lebih berat, respons gas lebih sensitif, transmisi bekerja lebih cepat, dan raungan mesin pun lebih terdengar.
Benar saja, di mode sport, handling Tiguan Allspace menjadi lebih tajam, dan perpindahan gigi terjadi dengan sangat cepat tanpa ada terasa apa-apa. Cepatnya perpindahan gigi di mode Sport ini disokong oleh lag turbo yang sangat minim, yang tentunya juga membuat mobil ini bisa semakin cepat berakselerasi.
Satu hal lagi yang kami rasakan di mode Sport pada Tiguan Allspace, remnya juga terasa lebih padat. Kedalaman remnya jadi lebih dekat jika dibandingkan dengan mode lainnya.
Meskipun demikian, bukan berarti remnya jadi kurang pakem. Tanpa perlu banyak menginjak pedal rem, mobil sudah dapat berdeselerasi dengan halus, tanpa efek hentakan.
Kita perlu memberikan apresiasi yang tinggi buat Volkswagen yang telah berhasil membuat sistem rem yang sangat baik untuk sistem pengereman Tiguan Allspace di mode Sport.
Soalnya, sistem kinerja rem di mode Sport yang seperti itu, tidak kami temukan pada SUV BMW atau Mercedes-Benz yang harganya berada di angka Rp 1 miliar, yang notabene berada di kelas yang lebih tinggi Tiguan Allspace.
Handling Layaknya Hatchback
Ya, VW Tiguan Allspace adalah sebuah SUV yang dimensinya agak tinggi, tapi handling mobil ini tidak seperti SUV pada umumnya. Handling-nya akurat dan presisi layaknya sebuah medium hatchback.
Setir dan bannya terasa seperti sebuah kesatuan yang harmonis. Itulah yang membuat kami jadi percaya diri untuk membawa Tiguan Allspace melakukan manuver yang cepat.
Faktor lain yang menyokong kepresisian handling Tiguan Allspace adalah setingan suspensinya. Bantingan suspensinya sangat ideal, tidak kaku, dan empuknya juga tidak berlebihan. Setingan suspensi yang seperti itu juga membuat Tiguan Allspace jadi tak mempunyai efek limbung saat dibawa bermanuver.
Yang tak kalah penting, setingan suspensi Tiguan Allspace juga mampu meredam guncangan dan getaran dari jalan yang tidak mulus dengan amat baik. Otomatis, hal ini berpengaruh langsung terhadap kenyamanannya.
Punya Varian Eksklusif
Volkswagen sadar kalau tidak sedikit konsumennya yang ingin memiliki Tiguan Allspace yang eksklusif. Makanya, mereka menghadirkan varian eksklusif dari Tiguan Allspace, dengan embel-embel Sport Edition.
VW Tiguan Allspace Sport Edition tampil dengan bumper depan yang sporty, trim pintu sewarna body, bumper belakang full body colour, diffuser berwarna hitam, spoiler atap berwarna hitam, dan cover spion sewarna bodi.
Perbedaan antara Tiguan Allspace Sport Edition dengan varian standarnya hanya terdapat di eksterior saja. Karena di sektor interior dan mesin, sama sekali tidak ada perbedaan antara keduanya.
Eksklusifitas Tiguan Allspace Sport Edition semakin kuat karena pemilik mobil ini bakal mendapatkan nomor edisi khusus. Itu adalah sebuah keistimewaan yang tak didapatkan oleh para pemilik Tiguan Allspace standar.
Harga yang dipatok untuk VW Tiguan Allspace adalah senilai Rp 685 juta, on the road DKI Jakarta. Harga tersebut lebih mahal Rp 37 juta dari Tiguan Allspace standar.
Melihat eksklusifitas yang ditawarkan serta tampilan yang lebih sporti, rasanya sayang jika ada calon konsumen Tiguan Allspace yang tidak mau membayar lebih untuk sebuah VW Tiguan Allspace Sport Edition yang dijual secara terbatas ini.
Kesimpulan
Mungkin kita tak perlu lagi membahas soal desain eksterior dan interior VW Tiguan Allspace. Karena desainnya mudah diterima oleh siapapun, dan masih jauh dari kata usang.
Mesin yang diadopsi Tiguan Allspace memang bukan yang paling besar kapasitasnya, juga bukan yang paling bertenaga. Tapi, perpaduan mesin TSI dan transmisi kopling ganda, membuat mobil ini jadi punya rasa berkendara yang sulit untuk ditandingi, terutama saat kita memacunya di kecepatan tinggi.
Handling-nya yang presisi kadang membuat kita lupa kalau kita sedang mengendarai sebuah Medium SUV, bukan Medium Hatchback. Menariknya, handling yang presisi itu tidak mengorbankan kestabilannya. Tidak ada gejala limbung yang dirasakan saat membawa Tiguan Allspace bermanuver.
Poin terakhir yang cukup penting untuk konsumen Medium SUV di Indonesia, VW Tiguan Allspace menganut konfigurasi bangku 5+2. Itu artinya, mobil ini bisa mengakomodir lebih banyak orang, meski bangku baris ketiganya hanya cocok untuk ditempati oleh anak-anak.
Segala kelebihan tersebut membuat VW Tiguan Allspace jadi dihargai lebih mahal ketimbang Medium SUV Jepang. Tapi, harga yang lebih mahal tersebut dikompensasi oleh VW dengan kualitas yang lebih baik, serta gengsi dari sebuah brand Jerman yang pastinya lebih prestisius daripada merek Jepang. (GO/Gie)