GARDUOTO – Setelah resmi diluncurkan pada 20 Agustus lalu, akhirnya kami mendapatkan kesempatan untuk melakukan first drive Hyundai Staria pada Kamis (2/9/2021) kemarin, di area sekitar Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pengetesannya dilakukan di area dan waktu yang sangat terbatas, sehingga kami belum bisa mengulas rasa berkendara Hyundai Staria secara komprehensif. Tapi minimal, pengetesan ini sudah bisa mengurangi rasa penasaran kami terhadap MPV mewah Hyundai ini.
Saat pertama kali melihat Staria secara langsung, ternyata perawakan mobil ini lebih besar dari yang kami kira. Bayangkan saja, Staria mempunyai tinggi hampir dua meter, dan panjangnya mencapai lima meter.
Dengan dimensi sebesar itu, wajar saja jika Staria mempunyai lantai yang agak tinggi sehingga untuk masuk ke kabinnya, kita perlu menginjak footstep yang ada di balik pintunya.
Ketika kami sudah berada di balik kemudinya, kami langsung disambut dengan posisi mengemudi yang tinggi khas sebuah mobil berdimensi besar. Posisi mengemudi seperti itu tentunya menambah rasa percaya diri kita saat mengemudikannya.
Selain punya posisi mengemudi yang tinggi, Staria juga mempunyai kaca yang luas. Tidak hanya di depan, tapi seluruh kaca yang ada di Staria semuanya berukuran besar. Hal itu pastinya membuat visibilitas ke sekitar mobil jadi semakin jelas dan luas.
Sesudah merasa nyaman dengan posisi mengemudi, kamipun menyalakan mesinnya. Kami kagum dengan kehalusan mesin diesel Hyundai yang diaplikasikan pada Staria, karena saat dinyalakan, tidak ada getaran ataupun suara berisik yang terasa dan terdengar.
Lantas, kamipun menjalankan MPV bongsor ini. Kehalusan mesin diesel yang dipakai Staria ternyata tidak hanya terjadi saat mesin dinyalakan, tapi saat dibawa berjalan pun, mesinnya tetap bekerja secara halus tanpa ada getaran berarti.
Tentunya kami tidak sempat melakukan pengetesan akselerasi yang maksimal. Namun, kami sempat mencoba melakukan overtake (menyalip), dan ternyata, Staria bisa melakukan itu dengan cepat dan mudah.
Mudahnya Staria dalam melakukan overtake tentunya berkat torsinya yang sebesar 450 Nm. Walau memang, muntahan torsinya tidak terjadi secara instan karena saat kami merunut gasnya, masih ada sedikit lag yang terasa.
Handling tentunya bukan menjadi nilai utama yang ditonjolkan pada sebuah MPV gambot. Tapi hebatnya, Hyundai berhasil meracik Staria menjadi sebuah MPV besar yang cukup mudah untuk dikendalikan dan dikemudikan.
Pasalnya, Staria memiliki bobot setir yang terbilang ringan, yang membuatnya jadi mudah untuk dikendalikan. Meski begitu, tetap saja masih ada efek limbung yang terasa saat kita membawanya berbelok cepat atau sedikit bermanuver.
Ringannya bobot setir Staria juga disokong oleh radius putarnya yang tergolong kecil. Kombinasi itulah yang akhirnya jadi memudahkan kita untuk melakukan parkir, putar balik, dan melewati jalan sempit.
Satu lagi hal positif yang kami rasakan saat melakukan First Drive Hyundai Staria adalah, mobil ini mempunyai kekedapan kabin yang sangat baik. Tidak ada suara kendaraan dari luar, raungan mesin, dan putaran ban yang masuk ke dalam kabin.
Oleh karena itu, penghuni kabin Staria dapat menikmati perjalanan dengan lebih tenang, sembari menikmati musik yang dialunkan lewat audio bermerek Bose, yang kualitasnya sudah tak perlu diragukan lagi.
Dari First Drive ini, ada satu hal yang jadi catatan kami, yakni soal bantingan suspensinya yang terbilang rigid. Saat melewati speed bump atau polisi tidur, pengemudi dan penumpang baris kedua sama-sama masih merasakan adanya guncangan.
Untuk mengetahui senyaman apa dan seperti apa kinerja suspensi Hyundai Staria yang sebenarnya, tentu kami harus membawa mobil ini lebih jauh, sekaligus juga untuk menguji performa dan konsumsi BBM-nya.
Seusai melakukan pengetesan singkat Staria, kamipun merasa puas. Karena selain rasa penasaran kami hilang, akhirnya kami jadi tahu bahwa ternyata mobil ini juga mempunyai banyak hal positif yang sebelumnya tak terbayangkan. (GO/Gie)