GARDUOTO – Pada awal April lalu, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) meluncurkan Santa Fe facelift. Ini merupakan facelift pertama dari Hyundai Santa Fe generasi keempat.
Tidak hanya sekadar meremajakan tampilannya, Hyundai juga menambahkan beberapa fitur dan teknologi baru pada Santa Fe facelift, yang membuat Big SUV ini jadi kian canggih dan aman.
Jadi secanggih dan seaman apakah Santa Fe sekarang? Serta apa saja ubahan yang terdapat pada SUV terbesar kedua dari Hyundai ini? Berikut kami ulas hasil review-nya untuk Anda.
Eksterior
Tanpa perlu bersusah-payah mencari, kita pasti langsung dapat menemukan ubahan paling signifikan di eksterior Hyundai Santa Fe facelift, yang terdapat di fascia depannya.
Gril Santa Fe facelift kini semakin lebar dan besar. Bahkan, lebar grilnya hampir mencapai 3/4 area fascia depan. Grilnya juga diberi aksen krom yang membuatnya jadi tampak makin berkelas.
Headlamp Santa Fe facelift juga seakan dibuat langsung menyatu dengan grilnya. Tidak ada lagi sekatan yang memisahkan gril dan headlamp seperti pada model sebelum facelift.
Jika sebelumnya headlamp Hyundai Santa Fe berbentuk vertikal, maka di versi facelift-nya ini, bentuknya berubah menjadi horizontal yang serasi dengan tarikan garis grilnya.
Kebetulan, unit tes Santa Fe yang kami pakai adalah varian Signature yang merupakan tipe termahalnya. Pada varian Signature, sudah dilengkapi dengan full LED Projection Headlamp yang tidak hanya memiliki pencahayaan yang sangat baik, tapi juga mempunyai banyak ‘mata’, yang secara visual membuatnya jadi tampak padat dan menarik.
Tak ketinggalan, lampu DRL LED yang sipit dan tajam yang terletak di bagian ujung kap mesin juga masih dipertahankan pada Santa Fe facelift. Jadi, sudah terbayang bukan sebagus apa pencahayaan Santa Fe facelift.
Lantaran fascia depannya mengalami ubahan yang cukup banyak, maka praktis bumper depan Santa Fe pun juga ikut berubah. Bumper depan Santa Fe kini mempunyai airdam yang lebih besar dan lebar, serta terdapat tarikan garis seperti taring yang menutupi airdam-nya.
Bagian bawah bumper depannya diberi warna silver. Pemberian warna silver itu juga terdapat pada aksen yang terbentang di bawah gril dan headlamp-nya. Makanya kalau kita lihat area fascia depan Santa Fe facelift, bagian ini tampak dominan dengan warna silver.
Pindah ke bagian samping, satu-satunya ubahan yang terdapat di sini adalah peleknya. Hyundai Santa Fe facelift memakai pelek bermotif baling kipas angin palang lima berwarna two tone yang sekilas tampak seperti mempunyai efek 3D. Pelek tersebut dibalut dengan ban berukuran 235/60 R18.
Bagi kami pribadi, pelek Santa Fe sebelum facelift yang bermotif seperti kembang justru kelihatan lebih menarik daripada yang dipakai sekarang. Namun, soal motif pelek ini tidak bisa kita jadikan sebagai kekurangan, karena ini bersifat subjektif, dan tergantung dengan selera masing-masing.
Mundur ke bagian belakang, jika dilihat sepintas, memang tampak seperti tidak ada ubahan yang berarti. Namun sebenarnya, Hyundai memberikan beberapa sentuhan baru, yang membuat tampilan buritan Santa Fe facelift ini jadi tampak makin elegan.
Bentuk lampu belakang Santa Fe facelift memang tidak berubah, tapi kaca untuk lampu mundurnya kini berwarna putih, tidak lagi merah seperti sebelumnya. Selain itu, di bagian tengah pintu bagasinya juga terdapat reflektor yang tersambung dengan kedua lampu belakangnya.
Reflektor di bagian buritan Santa Fe facelift tidak hanya terdapat di bagian tengah pintu bagasinya saja, tapi juga ada di area bumper belakang. Reflektor di area bumper belakang berbentuk lurus dan menyatu dengan kedua lampu seinnya.
Di bawah lampu sein dan reflektor, juga masih terdapat moulding berwarna silver yang di ujung kiri dan kanannya membentuk pola rumah knalpot. Bicara soal knalpot, kalau sebelumnya knalpot Santa Fe terlihat jelas di kanan, sekarang knalpotnya ‘disembunyikan’ di balik bumper.
Interior
Saat masuk ke kabin Santa Fe facelift, kami merasa seolah sedang berada di dalam sebuah mobil yang baru saja berganti model karena ubahannya memang cukup mencolok.
Ubahan yang paling jelas dan mencolok di kabin Santa Fe facelift terdapat pada area konsol tengahnya yang kini menyambung ke bagian tengah dasbor, atau tepatnya hingga kisi AC.
Di konsol tengah Santa Fe facelift tidak hanya terdapat kompartemen penyimpanan saja, tapi pengaturan AC, kenop mode berkendara, dan tombol-tombol lainnya seperti sensor parkir, kamera 360, Hill Descent Control, dan Auto Hold, juga terletak di sana.
Lupakan tuas transmisi konvensional karena Santa Fe facelift sudah meninggalkan itu, dan menggantinya dengan tombol yang pengoperasiannya hanya dengan pencetan. Tombol transmisi ini juga terletak di konsol tengah.
Selain konsol tengah, secara keseluruhan desain interior Santa Fe facelift masih sama persis dengan model sebelumnya. Tapi bedanya, warna interiornya kini lebih terang, yang mana hal itu membuat aura kabinnya jadi kian segar.
Masalah material kabin, tentu tak perlu dipertanyakan lagi. Kabin Santa Fe facelift dipenuhi dengan material empuk yang terdapat di bagian dasbor dan semua door trim-nya. Material kulit yang dipakai pada joknya juga nyaman diduduki dan berkualitas.
Akomodasi
Dengan dimensi yang panjang, maka sewajarnya Hyundai Santa Fe punya akomodasi yang lega, khususnya buat penumpang di bangku baris kedua, dan itu memang benar adanya.
Saat duduk di belakang jok supir yang posisinya sudah kami sesuaikan dengan postur kami yang setinggi 175 cm, kami masih mendapat leg room yang lega. Saat kami ukur dengan jari, jarak dengkul kami dengan jok depan adalah sejauh delapan jari.
Pun demikian dengan head room-nya yang sangat lega. Orang dengan tinggi badan berapapun dijamin tidak akan mendapatkan headroom yang sempit saat duduk di bangku baris kedua Santa Fe.
Duduk di bangku baris kedua Santa Fe terasa makin nyaman karena kerebahannya bisa diatur secara fleksibel, dan busanya juga empuk. Terdapat pula tirai di kedua pintu belakang Santa Fe yang dapat memberikan privasi buat penumpangnya.
Jangan lupakan kalau Hyundai Santa Fe adalah sebuah SUV dengan konfigurasi tiga baris bangku yang membuatnya mampu mengangkut hingga maksimal tujuh orang penumpang. Nah, bagaimana dengan akomodasi bangku baris ketiganya?.
Bangku baris ketiga Hyundai Santa Fe memang bukan tempat yang ideal untuk orang dewasa, apalagi mereka yang memiliki postur di atas rata-rata. Tapi untuk anak-anak atau orang dengan badan yang kecil, bangku baris ketiga Santa Fe ini layak untuk mereka tempati.
Akses untuk masuk ke bangku baris ketiga Hyundai Santa Fe terasa kurang praktis karena kita harus mengangkat kaki agak tinggi, dan kemudian sedikit merangkak sebelum akhirnya duduk.
Cara masuk yang kurang praktis tersebut disebabkan karena bangku baris kedua Hyundai Santa Fe hanya terlipat sekali ke bawah, tidak terlipat hingga ke depan seperti pada Toyota Fortuner.
Untuk melipat bangku baris kedua, dilakukan dengan memencet tombol yang terdapat di bagian ujung jok, atau di panel sebelah kanan baris ketiga. Sementara untuk mendirikannya lagi, masih dilakukan secara manual.
Jika bangku baris ketiga tidak dipakai, maka itu bisa dilipat menjadi rata lantai, dan menghasilkan ruang bagasi yang luas. Kalau bagasi seluas itu masih terasa kurang juga, jangan khawatir, karena bangku baris keduanya pun juga bisa dilipat rata lantai.
Fitur-fitur Baru
Seperti yang kami sebutkan di awal tadi, Hyundai menanamkan banyak fitur baru untuk Santa Fe facelift, khususnya buat varian Signature. Lantas, apa saja fitur-fitur baru yang ada pada Santa Fe Signature?.
Yang pertama ada Forward Collision-Avoidance Assist (FCA). Sistem ini secara otomatis memberikan peringatan akan adanya potensi risiko tabrakan dari arah depan, dan jika diperlukan, akan secara otomatis mengaktifkan rem apabila sistem tersebut menilai benturan akan terjadi dengan kendaraan dan juga pejalan kaki yang ada di area depan mobil.
Kedua, ada Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA) yang dapat mendeteksi serta memantau kendaraan yang datang dari arah belakang, serta membantu menghindari potensi benturan atau tabrakan dengan mengaktifkan rem secara otomatis jika diperlukan. Kinerja dari fitur ini juga mencakup situasi ketika sedang melakukan proses parkir secara paralel.
Ketiga adalah Blind-Spot View Monitor (BVM) yang menampilkan area blind spot di bagian belakang mobil, tampilan visual BVM terletak di panel cluster mobil yaitu pada saat pengemudi mengaktifkan lampu sein.
Saat BVM bekerja, jika ada kendaraan di belakang, baik itu mobil atau motor sedang mendekat atau terdeteksi sedang berjalan dengan kecepatan tinggi, maka sensor akan berbunyi dan lampu peringatan blind spot di spion akan menyala.
Suara sensor dan lampu peringatan blind spot akan berhenti bekerja dengan sendirinya apabila kita menjauh dari kendaraan di belakang, atau kendaraan tersebut sudah melewati kita.
Keempat, terdapat Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA) yang mendeteksi kendaraan yang mendekat dari bagian belakang sebelah kanan maupun kiri.
Sebuah tanda peringatan akan muncul yang memberitahukan ada kendaraan yang datang dari arah belakang, di mana sistem ini juga akan secara otomatis mengaktifkan rem jika diperlukan.
Kelima, ada Lane Keeping Assist (LKA) yang membantu mendeteksi marka jalan pada kecepatan tertentu. Apabila kendaraan mulai keluar dari jalur marka jalan yang dilalui, sistem akan memberikan peringatan secara visual dan juga audio, dan apabila diperlukan akan memberikan intervensi terhadap kemudi agar mobil tetap berada di jalur marka jalan.
Keenam, ada Lane Following Assist (LFA), sistem ini dapat membantu mengendalikan kemudi Santa Fe secara otomatis agar tetap berada di jalur marka jalan yang dilalui.
Hyundai sepertinya sadar bahwa pemilik Santa Fe akan sering memakai mobilnya untuk pelesiran bersama keluarga. Maka itu, Hyundai juga memasang fitur yang ramah anak seperti Electric Child Lock (ECL) dan Safe Exit Assist (SEA) pada Santa Fe Signature.
Sepasang fitur tersebut memiliki fungsi untuk membantu menghindari terjadinya benturan ataupun kecelakaan apabila penumpang di baris kedua akan keluar dari mobil, jika ada kendaraan yang datang dari arah belakang.
Fitur-fitur penunjang lainnya yang ada pada Santa Fe facelift Signature adalah Rear Occupant Alert (ROA) yang memberikan peringatan bagi pengemudi untuk memeriksa apakah masih ada penumpang di bagian belakang. Peringatan dari ROA ini akan muncul di instrument cluster saat mesin sudah dimatikan dan kita keluar dari mobil.
Kemudian ada fitur bernama High Beam Assist, yang dapat mendeteksi lampu depan dari kendaraan yang datang dari arah berlawanan, kemudian mengatur posisi penggunaan lampu dekat dan lampu jauh secara bergantian ketika sedang berkendara di malam hari atau di area dengan jarak pandang yang terbatas.
Selanjutnya masih ada lagi fitur Surround View Monitor (SVM) yang menghadirkan tampilan seluruh kendaraan dengan sudut pandang 360 derajat, sehingga memudahkan pengemudi untuk memarkir kendaraan terutama di area yang cukup sempit. Santa Fe Signature juga dilengkapi dengan enam buah airbag.
Satu lagi fitur baru yang ada pada Hyundai Santa Fe Signature adalah remote start engine. Dengan adanya remote start engine, kita bisa menyalakan mesin melalui remote.
Cara menghidupkan mesin lewat remote start engine ini juga mudah. Kita hanya perlu menekan dulu tombol kunci, dan setelah itu kita menahan tombol lingkaran yang bertuliskan ‘Hold’. Tak lama setelah tombol Hold ditekan, mesin pun menyala.
Ketika mesin sudah dihidupkan lewat remote start engine, semua pintu masih terkunci. Karena sudah dilengkapi dengan keyless entry, untuk membukanya kita hanya perlu menekan tombol hitam di handle pintu.
Begitu masuk ke kabinnya, AC sudah menyala, dan kita juga tak perlu lagi menekan tombol start/stop engine, sehingga kita bisa langsung berjalan tanpa perlu lagi mengatur banyak hal.
Mesin dan Performa
Masih sama seperti sebelumnya, Hyundai Santa Fe facelift tetap dihadirkan dalam dua pilihan mesin, yakni bensin dan diesel. Unit tes yang kemarin kami pakai adalah yang bermesin bensin.
Mesin bensin yang diusung oleh Hyundai Santa Fe memiliki kapasitas sebesar 2.497 cc empat silinder segaris naturally aspirated yang bertenaga 178 dk dan torsi 232 Nm. Tenaga dan torsi tersebut disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis enam percepatan.
Memang, tenaga dan torsi dari mesin bensin Santa Fe tidaklah sebesar yang versi diesel. Kendati begitu, bukan berarti mesin bensin Santa Fe ini tidak bertenaga atau loyo.
Walau muntahan tenaganya tidak menjambak, tapi pada putaran mesin berapapun, mesin bensinnya tak pernah kehabisan tenaga untuk melajukan SUV besar ini. Bahkan saat bertemu dengan tanjakan dengan tingkat kemiringan sekitar 20-an derajat, dengan hanya sedikit menginjak pedal gas, Santa Fe bensin mampu melewati tanjakan itu dengan sangat mudah.
Lantas untuk pemakaian harian, tenaganya terasa lebih dari cukup. Karakter mesinnya halus saat dibawa berjalan konstan, dan saat kita melakukan akselerasi, jantung pacunya itu mampu mengeluarkan tenaga secara instan yang membuatnya jadi bisa mencapai kecepatan tinggi dengan cepat dan mudah.
Kehalusan yang dimiliki oleh Hyundai Santa Fe bensin tidak hanya berasal dari mesinnya saja, tapi juga dari kinerja transmisinya yang minim hentakan saat melakukan perpindahan gigi.
Terdapat empat mode berkendara pada Hyundai Santa Fe, yakni Comfort, Eco, Sport, dan Smart. Pada mode Comfort, bobot setir dan kinerja mesin bekerja secara normal. Di mode ini, perpindahan gigi terjadi pada rentang putaran mesin 2.000 – 2.300 rpm.
Geser ke mode Eco, di sini respons mesin dibuat jadi lebih kalem demi mengejar efisiensi. Makanya, di mode ini, perpindahan gigi dilakukan di putaran mesin 1.900 rpm, dan saat berjalan konstan pun, putaran mesinnya tetap terjaga di bawah 2.000 rpm.
Pindah ke mode sport, di sini respons mesin jadi lebih agresif, bobot setir jadi lebih berat, dan kinerja transmisi juga jadi lebih cekatan. Saat berkendara di mode sport, perpindahan gigi baru terjadi pada putaran mesin 3.000 rpm.
Menariknya, meski respons mesinnya lebih agresif dan perpindahan giginya berlangsung di putaran yang lebih tinggi, namun saat melakukan shifting untuk naik percepatan, perpindahannya tetap terasa halus dan minim hentakan.
Kemudian pada mode smart, ia secara otomatis akan menyesuaikan dengan gaya mengemudi kita. Dari hasil pengetesan kami yang lebih banyak berjalan di rute dalam kota dengan lalu lintas yang ramai, sistemnya sering menempatkan kami pada mode comfort.
Handling
Dimensinya yang besar dan panjang mungkin membuat banyak orang yang jadi berfikir kalau Hyundai Santa Fe memiliki rasa berkendara atau handling yang hambar. Tapi nyatanya, pemikiran itu salah besar.
Kami berani mengatakan bahwa Hyundai Santa Fe adalah sebuah SUV yang mudah dan asyik untuk dikendarai. Salah satu penyebabnya adalah karena ia memiliki radius putar yang tergolong kecil untuk mobil seukurannya.
Kecilnya radius putar Santa Fe tentunya sangat memudahkan kita saat melakukan putar balik, mundur, belok tajam, hingga melewati jalan sempit. Semua itu bisa dilakukan dengan mudah berkat radius putarnya.
Di samping punya radius putar yang kecil, Santa Fe juga mempunyai respons setir yang cukup akurat. Pergerakan ban terasa sinkron dengan putaran setir, sehingga pergerakan mobil bisa terprediksi dengan mudah, dan pada akhirnya berimbas pada handling-nya.
Handling Santa Fe terasa sangat menyenangkan untuk mobil seukurannya. Mobil ini mudah dikendalikan, dan tidak terasa limbung saat dibawa bermanuver. Sama sekali tidak terasa seperti mengendalikan sebuah SUV berbadan besar saat membawanya bermanuver.
Bantingan suspensi Santa Fe pun juga nyaman, empuknya tidak sampai mengayun dan jauh dari kata kaku. Empuknya suspensi Santa Fe bahkan mampu menjaga seluruh penumpang tetap nyaman saat melewati jalan jelek dan berlubang.
Kami yakin kemampuan Santa Fe dalam menjaga kenyamanannya saat melewati jalan jelek dan berlubang tidak hanya karena faktor suspensinya saja, tapi juga karena mobil ini mempunyai profil ban yang tebal yang mampu meminimalisir guncangan.
Kesimpulan
Semua ubahan dan peningkatan yang dilakukan Hyundai pada Santa Fe facelift berhasil membuat mobil ini jadi makin aman, canggih, berkelas, dan tampilannya pun kian rupawan.
Performa yang dimiliki Santa Fe bensin memang tidak sebaik yang versi diesel-nya. Meski demikian, tenaga yang dimilikinya sudah mumpuni untuk dibawa berakselerasi dengan cepat, terlebih jika hanya sebatas untuk pemakaian sehari-hari di dalam kota.
Terlepas dari masalah performanya yang masih kalah dari yang bermesin diesel, Hyundai Santa Fe Signature bensin ini adalah sebuah Big SUV yang sangat menarik untuk dimiliki karena ia memiliki tampilan yang menawan luar-dalam, bergelimang fitur, nyaman, dan asyik dikendarai.
Serta satu hal lagi yang tak kalah penting, semua itu bisa didapat dengan harga yang lebih murah Rp 51 juta dari Santa Fe Signature diesel. (GO/Gie)