GARDUOTO – Untuk memberikan berbagai pengetahuan, Indonesia Marketing Association (IMA) menggelar Webinar Series “Meningkatkan Daya Saing UKM di 2021” yang dilakukan pada Senin, (29/03).
Acara sendiri dihadiri oleh 750 peserta dari berbagai undangan asosiasi jasa keuangan seluruh Indonesia
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi upaya IMA untuk menyelenggarakan webinar ini karena memberi sumbangsih tersendiri bagi 600 pelaku UMKM yang hadir dan khususnya bagi seluruh UMKM Indonesia.
“Dukungan dari berbagai pihak perlu diberikan kepada UMKM untuk mencapai berbagai akses, termasuk akses pasar, akses keuangan dan akses teknologi,” tegas Teten.
Teten menambahkan bahwa pandemi juga membuka peluang bagi pelaku UKM melakukan transformasi digital. Terlebih potensi ekonomi digital Indonesia yang cukup besar.
Pada tahun 2025, lanjutnya, potensi UMKM diperkirakan nilainya mencapai US$ 124 miliar atau setara dengan Rp 1.748 triliun.
Pemerintah pun terus berupaya membuat UKM dalam negeri naik kelas.
Lebih lanjut, Menkop UKM menjelaskan, saat ini sudah ada 12 juta UKM yang telah masuk ke platform marketplace online.
Pemerintah menargetkan tahun ini terdapat 30 juta UKM yang masuk ke ranah online dan dapat melakukan ekspor melalui platform digital.
“Di tengah pandemi COVID-19, pemasaran UKM tidak dapat dipisahkan dari digitalisasi. Untuk itu, kami mengajak IMA untuk bersinergi bersama pemerintah dalam mendukung UKM naik kelas dan mendorong para pelaku UKM dapat menguasai pasar e-commerce dalam negeri,” tegasnya.
Salah satu usaha pemerintah dalam merealisasikan target 30 juta UKM masuk pasar online adalah dengan mendirikan PaDI UMKM atau Pasar Digital Pengadaan Barang dan Jasa yang diinisiasikan oleh Kementerian BUMN.
Diwaktu yang sama Hermawan Kartajaya selaku Honorary Founding Chairman IMA menambahkan bahwa pelaku usaha juga harus memiliki jiwa kewirausahaan, di mana mereka harus dapat melihat kesempatan (opportunity seeker), berani ambil risiko (risk taker), dan juga dapat berkolaborasi dengan orang lain (collaboration).
“Selain itu, UKM juga harus meningkatkan diferensiasi. jika UKM memiliki cirinya tersendiri, mereka akan terlindungi dari predator pricing. Itu-lah marketing, pelaku UKM tidak perlu menjadi lebih baik, tapi cukup lebih berbeda dari kompetitornya,” ujar Hermawan.
Dalam opening speechnya, President IMA Suparno Djasmin mengatakan bahwa webinar ini adalah upaya kongkrit IMA untuk tetap aktif dalam berkontribusi bagi Indonesia yang lebih baik, terutama dalam mendukung UKM pada momentum recovery dari Covid-19 ini untuk beradaptasi, siap bersaing dan juga mengawal fokus IMA.
“Mengembangkan organisasi agar IMA semakin dikenal, aktif dan inklusif, meningkatkan jumlah sertifikasi Certified Professional Marketer agar kualitas dan image IMA semakin baik, serta membangun partnership dan komunikasi secara aktif dengan beragam elemen, yaitu: Government, Entrepreneur, Professional dan Akademisi,” ujarnya.
UKM adalah fondasi ekonomi Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9% dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia. Dengan daya serap tenaga kerja mencapai sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha, menjadikan UKM memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan perekonomian Indonesia.
Dengan banyaknya jumlah UKM, maka dibutuhkan ide yang inovatif dan kreatif dengan menerapkan konsep pemasaran dari setiap pelaku UKM, agar memiliki daya saing yang sehat sehingga dapat mendorong pertumbuhan UKM dan daya beli masyarakat.
IMA merupakan asosiasi yang erat kaitannya dengan layanan keuangan dan perlindungan konsumen dan bisnis, karena anggotanya yang berasal dari beragam kalangan, yaitu para profesional, pemerintahan, pendidik, serta entrepreneur yang tentunya menggunakan beragam layanan jasa keuangan mulai dari Perbankan, Pembiayaan, Asuransi, hingga layanan dari Teknologi Keuangan.[Go/RES]