GARDUOTO – Untuk meringankan beban para korban bencana yang terjadi di Kalimantan Selatan, Langsa, Mamuju, Manado dan Jatibarang, PT Federal International Finance (FIFGROUP) tanggap memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR).
Banjir dan gempa yang melanda berbagai daerah ini telah berdampak pada kondisi masyarakat setempat, seperti sulitnya mendapatkan makanan, minuman, rusaknya tempat tinggal, minim pakaian yang layak, kantor pelayanan publik, dan fasilitas umum (mandi, cuci, kakus atau MCK).
Melihat kondisi tersebut, FIFGROUP berkomitmen untuk hadir membantu meringankan beban masyarakat yang terkena dampak bencana.
Bantuan diberikan dalam bentuk sembako yang berisi kebutuhan pangan, sandang dan obat-obatan kepada para korban dan diberikan mulai dari tanggal 18 Januari 2021 sampai dengan 25 Januari 2021 di 10 titik lokasi bencana.
Adapun 10 titik tersebut ada di Langsa, Martapura, Mempawah, Mamuju, Tanjung, Banjarmasin, Singkawang, Centralize Martapura, Manado dan Jatibarang serta kepada melalui perwakilan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan Indonesia Marketing Association (IMA) Banjarmasin.
Untuk 1.876 korban
Total 1.876 jiwa menerima bantuan CSR yang berasal dari dana sosial syariah FIFGROUP pada Tahap I dan Tahap II berupa sembako, pakaian dan obat-obatan dengan total nominal bantuan adalah sebesar Rp 680,5 juta dan akan terus bertambah pada Tahap II di berbagai daerah bencana.
Bantuan ini diserahkan secara simbolis langsung oleh Branch Head (Kepala Cabang) dari masing-masing lokasi, yang sebagian bertempat di kantor cabang FIFGROUP dan sebagian di lokasi korban bencana, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan arahan pemerintah dan perusahaan.
“FIFGROUP terus bekerja sama dengan berbagai pihak hadir dan bersinergi dalam memberikan bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang menjadi korban bencana banjir dan gempa di Langsa, Kalimantan Selatan, Mamuju, Manado dan Jatibarang. Saya berharap bantuan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi seluruh masyarakat dalam menghadapi masa sulit ini,” tutur Esther Sri Harjati selaku Human Capital (HC), General Support (GS) & Corporate Communication Director FIFGROUP.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Chief Corporate Communication and CSR FIFGROUP Yulian Warman, menjelaskan bahwa pada setiap penghujung tahun serta di awal tahun, program CSR FIFGROUP lebih banyak fokus ke bantuan bencana alam.
“Bantuan kami, terutama disalurkan ke masyarakat sekitar kantor cabang perusahaan yang benar-benar terkena dampak bencana,” tegasnya.
Aryanto Koerniawan selaku Branch Head FIFGROUP Banjarmasin mengatakan tentu kami ikut merasakan apa yang dialami oleh masyarakat sekitar akibat bencana banjir yang melanda Kalimantan Selatan ini.
“Tapi kita harus tetap kuat, bangkit, bertahan dan berusaha dengan sebaik-baiknya menghadapi situasi yang berat ini,” ujarnya.
Senada dengan Aryanto, Branch Head FIFGROUP Mamuju, Abdur Rauf mengatakan bencana ini sungguh diluar kuasa kita, kita hanya bisa berdoa dan berusaha untuk bangkit dan bergerak mengatasi kondisi yang sulit ini.
“Semoga apa yang diberikan oleh FIFGROUP dapat setidaknya mengurangi beban masyarakat,” paparnya.
Update Gempa dan Banjir
Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Selatan (Diskominfo) melaporkan sebanyak 11 Kabupaten dan Kota terdampak banjir di Provinsi Kalimantan Selatan, antara lain Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Batola, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin dengan total jumlah korban terdampak lebih dari 700.000 jiwa dan lebih dari 50.000 jiwa saat ini masih mengungsi.
Selain itu, fasilitas, infrastruktur serta sarana prasarana banyak yang rusak akibat banjir, dan telah menelan kerugian lebih dari Rp 90 miliar.
Bencana banjir ini menunjukkan ketahanan lingkungan di Kalimantan Selatan masih lemah. Adanya kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan yang masif sehingga mengakibatkan kurangnya serapan air, disinyalir menjadi penyebab utama banjir besar di Kalimantan Selatan.
Sedangkan lebih dari 89.000 jiwa mengungsi pascagempa 6,2 skala richter yang menimpa Sulawesi Barat, tepatnya di Mamuju dan Majene.
Mereka masih bertahan di pengungsian dikarenakan rumah tempat tinggal yang hancur serta masih adanya ketakutan akan gempa susulan. Tanggap darurat di Mamuju diperpanjang sampai dengan akhir bulan Januari 2021.[Go/RES]