GARDUOTO – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,2 di Majene Sulawesi Barat berimbas terputusnya jalur darat hingga tertimbun material tanah dan batu besar.
Jalur menuju Kota Mamuju, tepatnya di Desa Tubo Tengah, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, Jumat (15/01), tampak jalur di wilayah tersebut benar-benar tertutup material batu besar dan tanah bercampur lumpur.
Akibatnya, kendaraan dari Kabupaten Majene menuju Mamuju tidak bisa melintas. Terjadi antrean kendaraan yang cukup panjang di kedua arah jalur.
“Masih belum bisa dibuka aksesnya. Longsor terjadi akibat gempa bumi,” kata Dandim 1401/Majene Letkol Inf Yudi Rombe.
Menurut Yudi, jalur di lokasi tersebut sudah dua kali tertutup material longsor. Pertama saat gempa M 5,6 pada Kamis (14/01) lalu dan kedua saat gempa M 6,2 Subuh tadi.
“Kemarin juga tertutup. Bersama warga, kita berupaya singkirkan batu yang menutup jalan. Dini hari tadi tertutup lagi,” terangnya.
Sementara itu, menurut Yudi, wilayah Majene yang paling parah terdampak gempa berada di Kecamatan Malunda. Warga di daerah tersebut juga masih mengungsi ke perbukitan hingga saat ini.
“Di sana ada banyak bangunan yang rusak, informasinya ada korban jiwa,” tambahnya.
Hingga saat ini, dilaporkan ada 15 ribu warga mengungsi akibat gempa di Majene. Selain itu, tercatat 35 orang meninggal dan 637 orang mengalami luka-luka akibat gempa bumi di Mamuju dan Majene.
Saat ini petugas gabungan masih melakukan upaya pencarian dan penyelamatan korban. Dilaporkan guncangan gempa juga mengakibatkan bangunan, termasuk kantor Gubernur Sulbar, rusak.[Go/RES]