GARDUOTO – 50 Tahun Suzuki di Indonesia telah memberikan kontribusi dan terus berinovasi. Walaupun dimasa pandemi Covid-19 ini beberapa produk andalannya tetap laris manis.
Salah satunya adalah Suzuki Carry yang menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) penjualan Suzuki Carry PU terbesar yakni mencapai 1.662 unit di bulan Agustus.
Sedangkan selama periode Januari-Agustus 2020 terhitung Suzuki Carry PU telah terjual lebih dari 20.277 unit. Dengan pencapaian ini Suzuki Carry Pikap menjadi tulang punggung penjualan PT SIS di Indonesia.
Menurut Donny Saputra Marketing Director at PT Suzuki Indomobil Sales saat Ngovit bareng Forwot, Rabu (30/09) menjelaskan bahwa jadi kalau kita lihat sejarahnya dari para pendahulu kami, memang Carry adalah yang pertama kali dijual di Indonesia.
“Jadi pada saat itu yang pertama kali dijual di daerah Manado. Awalnya untuk membantu para petani cengkeh di sana di tahun 1970-an gitu. Ini kami dapat cerita dari bapak subronto laras,” tegas Donny.
Makanya menurut Donny Memang kalau bisa dibilang Suzuki tidak bisa lepaskan dari kendaraan Niaga.
Seperti diketahui bahwa generasi Suzuki Carry pertama sudah hadir di Indonesia sejak 1976 dan diberi nama Suzuki ST10 sebagai pikap yang diimpor secara utuh dari Jepang.
Sedangkan pada tahun Suzuki ST10 menjadi produk CKD pertama PT Suzuki Indomobil Sales. Generasi ini merupakan Suzuki Carry pertama yang di rakit lokal (CKD) di Indonesia oleh PT. Indomobil selaku rekan bisnis Suzuki di Indonesia.
Nah untuk pertama kalinya dirakit di Indonesia pada tahun 1977 dengan nama Suzuki Super Carry ST20 dan diproduksi hingga tahun 1983.
Mobil ini memang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan “Carry truntung” karena mesin 2-taknya yang menghasilkan suara yang terdengar seperti itu.
ST20 hanya tersedia dalam bentuk pikap karena peraturan pemerintah saat itu yang tidak memperbolehkan pabrikan untuk menjual minibus dengan sasis ladder frame, hal ini guna memajukan industri karoseri mobil pada saat itu.
Sehingga muncul beberapa varian minibus dari ST20 yang di buat oleh karoseri-karoseri lokal seperti Adiputro atau Liling Putra.
Masuk ditahun 1983 Suzuki Carry generasi ke tujuh juga di rakit di Indonesia oleh PT. Indomobil mulai tahun 1983 untuk menggantikan Carry ST20 “truntung”.
Model yang di jual di Indonesia adalah Carry ST100 yang di juluki Carry “bagong” karena bentuk depannya yang seperti tokoh pewayangan Bagong.
ST100 memilih mesin 970 cc 4 silinder dengan kode mesin F10A, mesin ini di pilih karena pada tahun 1981, pemerintah mengumumkan bahwa mulai tahun 1985 semua mobil yang di produksi di Indonesia minimal harus memiliki mesin (mendekati) 1000 cc.
Sebagai perusahaan otomotif yang terus berinovasi, PT. SIS di tahun 1991 kembali memperkenalkan Suzuki SL415 atau lebih dikenal Carry Futura yang saling berbagi platform dengan Mitsubishi Colt T120ss.
Sedangkan pada tahun 2005 terjadi pembaruan pada Suzuki Carry Futura yang mesinnya menggunakan G15 1.500 cc 4-silinder dengan sistem pembakaran injeksi.
Nah di tahun 2011 karena adanya tuntutan bahwa Carry bisa mengangkut barang lebih banyak maka PT SIS memperkenalkan pikap dengan ukuran yang lebih besar dari Carry Futura.
saat masuk 2019 memang Suzuki Carry terbaru resmi diperkenalkan dan mendapatkan sambutan luar biasa dari para pelaku usaha kecil dan menengah sebagai kendaraan yang dipercaya mengangkut dan mengantar barang produksinya.
“Ini dibuktikan secara retail kontribusi New Carry Pick Up sebanyak 55%. Sementara All New Ertiga sebesar 15% dan Suzuki XL7 11%. Besarnya kontribusi kendaraan niaga karena didorong faktor kebutuhan perusahaan untuk mencari pendapatan,” ujar Donny.[Go/RES]