GARDUOTO – Setiap pabrikan pasti memberikan rekomendasi pengisian bensin di masing-masing motor.
Ini dibuktikan melalui stiker peringatan dekat tangki motor. Dan rekomendasi ini juga ada di buku manual, yang diberikan setiap pembelian motor.
Mungkin banyak pengendara yang belum mengetahui manfaat dari rekomendasi pengisian bensin ini.
Dari hasil acara Ngobrol Virtual (NGOVI), pada hari Sabtu (27/06) dengan narasumber seperti Prof. Tri Yuswidjajanto, Ahli Konversi Energi, Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dari pihak APM motor ada Endro Sutarno (Technical Service Division PT Astra Honda Motor) dan Nurkholis (National Technical Leader PT Toyota-Astra Motor).
Mereka menjelaskan manfaat dalam mengisi bensin, mengikuti rekomendasi dari pabrikan.
Dengan mengikuti rekomendasi dari pabrikan maka performa mesin tetap baik.
“Karena pabrikan sebelum meluncurkan motor, sudah memperhitungkan bensin apa yang tersedia di pasaran,” jelas Endro Sutarno.
Endro memberikan contoh Honda BeAT terbaru, yang rasio kompresi 10.0 : 1. Dengan rasio kompresi mesin segitu, AHM memberikan rekomendasi pengisian BBM minimal RON 92.
“Dengan pengisian bensin sesuai rekomendasi, performa mesin bakal responsif sesuai perhitungan pabrikan,” Endro.
Apalagi sekarang motor-motor baru di pasaran, sudah memakai sistem injeksi elektronik.
“Teknologi injeksi di motor Honda yaitu PGM-FI dan mesin eSP, yang jelas sudah diatur untuk mengkonsumsi BBM yang disediakan pemerintah,” tegas Endro.
Selain itu kelebihan lainnya dengan mengikuti rekomendasi pabrik adalah irit bahan bakar.
“Benar, karena membuat proses pembakaran di ruang mesin lebih optimal,” tambah Endro.
Settingan injektor dan timing pengapian, sudah dibuat untuk kebutuhan mesin.
“Karena kunci pembakaran yang sempurna, adalah penggunaan bensin yang oktannya sesuai rekomendasi,” lanjut Endro.
Endro memberikan contoh, kalau motor diisi bensin yang oktannya lebih rendah sesuai rekomendasi.
“Penyebabnya bikin knocking atau ngelitik, yaitu bahan bakar terbakar lebih dahulu sebelum terjadi ignition atau ledakan di ruang mesin,” buka Endro.
Selain itu, mesin juga lebih panas yang membuat tenaga yang dihasilkan tidak optimal.
“Membuat lari motor jadi berat, efeknya jelas bikin boros bensin,” sebut Endro.
Kelebihan lainnya adalah emisi gas buang sesuai regulasi Pemerintah. Seperti brother tahu, Indonesia bakalan mengadopsi standar Euro 4 sejak tahun 2018.
Salah satu tujuannya, jelas mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan. Nah, untuk mengikuti standar Euro 4, motor harus diisi bensin sesuai rekomendasi pabrikan.
“Karena sebelum motor sebelum dijual, kan harus sudah lolos standar kelayakan dulu, salah satunya emisi gas buang,” ujar Endro.
“Contohnya adalah kandungan sulfur, yang sekarang dibatasi 30 mg/kg, untuk adiktif, contoh yang paling berpengaruh adalah detergen.
“Penggunaan detergen, agar ruang mesin tetap terjaga kebersihannya, efeknya jelas gas buang lebih rendah,” ujarnya.
Bahan bakar rekomendasi juga membuat komponen mesin lebih awet. Karena nilai oktan bensin dan mesin sesuai, pembakaran lebih bersih terutama di ruang mesin.
“Kalau tidak sesuai, panas mesin bisa berlebihan yang bisa merusak,” jelas Endro.
“Selain itu valve atau klep mesin akan dipenuhi karbon sisa pembakaran,” lanjutnya.
Efeknya, mesin bisa rusak dan harus diservis lagi agar performanya bisa kembali sempurna. Jadi, selalu isi bensin sesuai rekomendasi pabrikan ya![Go/RES]