GARDUOTO – Presiden Joko Widodo yang melakukan kunjungan kerja di jalur perbatasan Indonesia-Malaysia dengan menyusuri jalan akses perbatasan Long Bawan -Krayan – Long Midang di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Kamis (19/12).
Pada kunjungan tersebut, Presiden dan Menteri Basuki mengendarai sepeda motor custom dari Bandara Yuvai Semaring hingga batas perbatasan Malaysia sekitar 11 Km.
Presiden menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur jalan di kawasan perbatasan sebagai penghubung antar-negara dan antar-wilayah di Kalimantan Utara.
“Saya kira ini sedang berproses semuanya. Pentingnya infrastruktur jalan untuk menghubungkan antara kabupaten dengan kabupaten lainnya, sehingga ekonomi akan bisa berjalan karena ada mobilitas orang, barang, dan komoditas,” kata Presiden Jokowi.
Menteri Basuki mengatakan jalan akses perbatasan Malinau – Long Midang (Kecamatan Krayan) memiliki panjang 196,34 Km yang terbagi dari ruas Malinau-Long Semamu 94,11 Km, Long Semamu-Long Nawan 91,53 Km, dan Long Bawan-Long Midang 10,7 Km.
“Untuk Long Bawan sampai pos perbatasan tadi masih sedikit yang belum selesai, sekitar 3,7 Km. Ini pasti selesai 2020. Jalan ini merupakan akses ke PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Long Midang. Nanti dilanjutkan dari Long Bawan sampai Malinau, sekitar 196 kilometer,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki menargetkan pembangunan jalan akses Long Bawan – Malinau dapat dilalui kendaraan pada akhir 2021.
“Saya kira kalau 196 kilometer akan selesai 2 tahun atau 2021 akhir. Kenapa kita prioritaskan yang Long Midang (Krayan) – Malinau harus tembus, karena selama ini akses hanya keluar, sementara yang masuk tidak ada, jadi barang-barang ya mahal,” tutur Menteri Basuki.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan meski jalan Long Midang (Krayan) -Malinau sudah tembus, nantinya pengaspalan akan diprioritaskan pada area yang sudah ada permukiman dan terdapat fasilitas umum.
Sementara penggunaan lapisan agregat digunakan pada area yang masih butuh peningkatan lalu lintas harian-nya (LHR).
“Kita prioritaskan aspek keamanan dan kenyamanan untuk dilalui kendaraan dulu. Sedangkan untuk pengaspalan, kebutuhan ada pada daerah padat penduduk yang ada fasilitas puskesmas, sekolah, fasilitas pemerintahan kecamatan kabupaten atau pasar. Kemudian seiring dengan berkembangnya waktu dari dua arah dua sisi Long Midang dan Malinau pasti akan diaspal bertahap,” kata Sugiyartanto.
Pada Tahun Anggaran (TA) 2019, Kementerian PUPR menggarkan sebesar Rp sebesar Rp 773,2 miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan serta pemeliharaan rutin di wilayah Kaltara.
Secara keseluruhan, jalan perbatasan di Kaltara adalah 966,59 km yang terdiri dari jalan paralel perbatasan sepanjang 614,55 Km dan akses perbatasan 352,04 Km. Hingga akhir 2019, dari total panjang tersisa 80,08 km belum terbuka.[Go/Res]