GARDUOTO – Untuk memastikan pelayanan prima kepada seluruh pengguna jalan tol pada saat arus mudik dan balik berlangsung. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. bersama dengan sejumlah kelompok usahanya menggelar kegiatan Susur Tol Trans Jawa. Dipimpin langsung oleh Desi Arryani Direktur Utama Jasa Marga, pada Jumat (12/04).
Dalam kegiatan ini, Desi Arryani, didampingi oleh Direktur Bisnis Mohammad Sofyan, Direktur Operasi Subakti Syukur bersama General Manager dari Cabang dan Direksi Anak Perusahaan, melakukan peninjauan langsung ke beberapa titik strategis, seperti lokasi proyek Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama di KM 70 pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Mulai arus mudik dan balik tahun ini, Jasa Marga memindahkan titik transaksi yang semula di GT Cikarang Utama 1 dari KM 29 ke KM 70 Jalan Tol Jakarta-Cikampek (GT Cikampek Utama) untuk melayani lalu lintas dari dan menuju arah Jawa Tengah, serta KM 67 Tol Cipularang (GT Kalihurip Utama) untuk melayani lalu lintas dari dan menuju arah Bandung. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas gerbang tol serta mengurai kepadatan yang terjadi di GT Cikarang Utama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Raddy L. Lukman selaku General Manager Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek menyatakan bahwa proses pembangunan GT Cikampek Utama sudah berjalan dengan baik dan diperkirakan dapat dioperasikan pada saat arus mudik berlangsung.
“GT Cikampek Utama ini diharapkan mampu menjadi solusi untuk kepadatan lalu lintas yang sebelumnya kerap terjadi di GT Cikarang Utama 1, dan kami optimis pada saat arus mudik berlangsung, pelayanan di GT Cikampek Utama sudah dapat beroperasi dengan baik,” jelasnya.
Setelah memantau pengerjaan proyek pembangunan GT Cikampek Utama, Desi juga melihat secara langsung kondisi terkini dari pembangunan Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau yang biasa disebut Rest Area di sepanjang Jalan Tol Trans Jawa.
Dalam persiapan menghadapi arus mudik dan balik tahun ini, Jasa Marga mencatat ada tiga perhatian utama, yakni kapasitas, keselamatan (safety), serta rest area. Terkait kapasitas, yang menjadi perhatian ekstra Jasa Marga adalah kapasitas di gerbang tol-gerbang tol.
“Sejak Tol Trans Jawa ini dioperasikan dan ditarifkan di tanggal 21 Januari 2019 lalu, kami pelajari selama dua bulan lebih. Kami evaluasi dan prediksi perhitungan kapasitas saat mudik-balik nanti. Jadi, semua ini rata-rata kita tambah. Kita tambah ada yang tambahan gardunya permanen, ada yang tambahan gardu yang sifatnya untuk peak season di Lebaran ini,” ungkap Desi.
Perhatian utama kedua, lanjut Desi Arryani, adalah safety. Meski ruas-ruas tol di jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang dikelola oleh Jasa Marga serta kelompok usahanya telah mengantongi uji laik, namun kami tetap memperhatikan unsur-unsur keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.
“Setelah dioperasikan, bertarif, kami pantau terus, terjadi berbagai hal. Yang pertama adalah terkait safety atau keselamatan pengendara. Yang kedua adalah safety dari sisi panduan arah. Jadi, kami menambah banyak rambu-rambu. Kemudian, rubber-rubber strip kami tambah, dan beberapa perlengkapan penunjang agar masyarakat tidak bingung,” paparnya.
Sementara itu, terkait kesiapan rest area mencakup antara lain ketersediaan parkir, kapasitas toilet, kondisi tempat ibadah hingga keberadaan SPBU.
“Belum semua selesai. Kami masih punya waktu sekitar satu setengah bulan lagi untuk mengejar kesiapan mudik-balik. Jangan sampai rest area justru menyumbangkan kepadatan. Kemudian antreannya mengganggu lajur. Itu yang harus kita jaga,” ia menekankan.
Pantauan kesiapan ini dilatarbelakangi dengan tersambungnya Jalan Tol Trans Jawa mulai dari Merak hingga Pasuruan (Grati) yang diharapkan dapat menjadi salah satu jalur alternatif guna mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2019 yang lebih nyaman dan aman bagi pengendara.[Go/Res]